Monday, November 10, 2008

Tentang Cantigi




JADILAH SEPERTI CANTIGI
Banyak pendaki yang tidak tahu, pohon apa yang tumbuh di puncak gunung. Hamparan pohon bertubuh kerdil, berdaun sebesar ibu jari kemerahan, berbuah berry warna hitam itu, tak dikenal sebagaimana edelweiss yang dilegendakan. Tak sedikit pula yang tahu apa kata Cantigi. “Cantigi” apa sih ?
Eronis memang. Pohon kerdil inilah yang memberikan bantuan terhadap pendaki untuk berpegang ketika naik dan turun gunung. Pohon ini pulalah yang melindungi pendaki dari terjangan badai. Pohon ini pulalah yang menyediakan lantai yang nyaman untuk bivak. Ia hasilkan buah dan pucuk yang bisa dimakan bagi pendaki yang tersesat.
Sungguh tak tau diuntung !
Cantigi (Vaccinium varingiaefolium) tumbuh di Hutan Pegunungan Atas, pada ketinggian 1500 – 2400 mdpl. Tajuk pohon biasanya memiliki ketinggian yang sama sekitar 20 meter. Daunnya juga lebih kecil. Ini dikarenakan kekurangan makanan dan nutrisi. Cantigi dominan tumbuh di hutan Sub Alpin. Daun Cantigi cantik, merah bersinar.
Cantigi memiliki daya tahan yang hebat. Mampu tumbuh di media yang sedikit makanan dan nutrisi. Akarnya kuat mencengkram. Sehebat apapun badai, Cantigi tak akan tumbang. Kuat mengadapi cuaca yang ekstrim dingin, dan menepis panas yang lekang.
Cantigi adalah pohon yang real. Nyata. Bukanlah seperti pohon Kalpataru yang tanpa wujud - yang adanya hanya dalam mitologi Hindu India.
Saya terinspirasi dengan kehandalan pohon ini untuk menamai kedai kopi saya di Cibodas. Saya ingin Kedai Kopi Cantigi Cibodas bagai Vaccinium varingiaefolium itu. Meski kecil, tersuruk, namun diharapkan bermanfaat bagi banyak orang. Membuka pintu untuk berteduh, memberikan kehangatan udara yang menusuk serta membuka hati dan pikiran dalam berbagai gasasan dan ide.


Indahnya Cibodas di pagi hari

13 comments:

ando said...

Oo.. Cantigi artinya nama pohon... Tulis terus artikel lain.. Jangan bosan, saya jadi pembaca setia. Ando

Anonymous said...

gw dah tau, terus kapan gw diundang makan di Cantiginya,Akang Rizal (Roy - Bgr)

Anonymous said...

hoiii ... cing! sukses ya? kapan-kapan gue maen ke atas sama anak-anak. hehehe ... tapi jangan diajak hiking lagi. napas gue jadi terasa panas. maklum, anak mami. ~wahyu hs~

Anonymous said...

Cing, maen dong ke Kedai Kopi Cantigi. Bawa tuh crew "Pencari Tuhan" dan "Lorong Waktu" - yang lucu-lucu. Nggak gw bawa naek gunung, deh ! Lagi garap sinetron apa nih ? Di Cibodas juga banyak yang lucu-lucu ! Ditunggu, ye !

Anonymous said...

Roy, Sory ye, batal maen sepeda. Minggu depan ye ! Gw kangen ame bacot lu...... !

Unknown said...

kliatane aku harus main ke CIbodas n mampir di Cantigi nih..kapn2 klo ke bandung apa bogor insyaalah aku mampir bro!

Anonymous said...

Mas Gunawan "wajib" ke Kedai Kopi Cantigi. Ajak tema-teman, dapatkan teman-teman baru di Cibodas.

Anonymous said...

Merdiri bulu kudu Aku membaca bait demi bait kalimat dari artikel manis yang berjudul tentang cantigi!...
Luar biasa makna kata yang tersurat, hati dan jiwa seperti ingin berdiri tegap!.. seperti CantigiKU yang tegap berdiri di kawasan Lembah Mandalawangi yang terkadang badai dan angin dingin tanpa menyapa bertiup.

Aku datang Rindu akan BUnga Cantigi yang cantik dan tangguh!... pertama Ku datangi Puncak gunung Gede, namun kekagumanku tak dapat Ku abadikan!..

Hanya dapan Ku pandangi, kucumbu, dan ku resapi lebih mendalam tentang Bunga Cantigi.
Dan kali kedua kudatangi puncak gunung Pangrango dengan persiapan lebih untuk mengabadikan kecantikan dan ketangguhan bunga Cantigi, Aku menuruni sedikit puncak gunung Pangrango hingga berada dalam kawasan Lembah Mandalawangi yang melegenda dalam kisah para Pendaki, dengan harapan yang sama dapat juga Aku jumpai Bunga Cantigiku....

Dalam satu minggu, dua kali Aku mendaki dua puncak gunung!... seperti telah terkontaminasi virus rindu akan Bunga Cantigi.

Akhirnya itulah gambar keindahan yang dapat Aku sajikan!... terimalah dengan hati yang lebih mempertanyakan, kenapa Harus Cantigi! kenapa tidak Edelwise yang sudah melegenda dengan nama besar keabadiannya ( Bunga Abadi ).

Silahkan Kalian mengkaji dan mempertanyakan untuk menemukan Tentang Cantigi!...
Namun pertanyaan Tentang Cantigi yang mestinya kita lebih kagumi kenyataan fungsinya, dibandingkan kebesaran nama keabadian Edelwise, " yang hanya sebuah tumbuhan semak " kata Abang ku tersayang di Cibodas.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai salah satu taman nasional tertua di Indonesia!...
menggunakan bunga Edelwise sebagai lambang Taman Nasional tersebut.
Kenapa tidak menggunakan Bunga Cantigi yah sebagai lambang, yang nyatanya lebih Fungsional dibandingkan Edelwise dengan nama besarnya!.... hehehe


Terimakasih Khalayak

Melihat Indonesia said...

Alamak...
Rindu, rindu....

bunda cantigi said...

selain unik aku juga suka filosofi pohon cantigi karena itu aku namain anakku cantigi. dia kecil mungil tp sangat sangat kuat tegar dan bisa bertahan hidup dalam keadaan yang sangat ekstrim. cantigi banget pokoknya....

Melihat Indonesia said...

Banyak orang, termasuk pendaki gunung sendiri tidak tahu Pohon Cantigi. Jangankan sifat atau filosofinya, mengenal saja tidak.
Alam memberikan pengetahuan, pembelajaran, petunjuk dan inspirasi bagi manusia.
Banya pula orang memakai Cantigi sebagai nama, tapi tak mengerti maknanya.
Saya mengagumi Pohon Cantigi, Pohon Beringin, Pohon Kelapa atau Burung Tempua / Burung Manyar.
Nama sebuah harapan, sebuah doa. Pilihlah nama yang baik-baik.
Cantigi sebuah nama yang baik, dan bebas gender...
Saya ucapkan Selamat untuk Si Cantigi, semoga menjadi anak yang kuat, berguna dan berbakti.

Pencari Kebenaran said...

Insya Allah nama anak saya juga cantigi meskipun biar agak sedikit ngepop dikasih tambahan 'de' dan 'h' pada 'ti' jadi De Canthigi.....merubah makna atau its oke akang??

Melihat Indonesia said...

Pemberian nama karena alasan filosofis, harapan dan kenangan. Sebuah personifikasi dicari atau dipilih. Nama sebuah harapan dan mungkin doa agar si pemakai nama sukses dalam perjalanan hidupnya. Karena itulah nama adalah simbol yang baik-baik. Ada kawan saya memberi nama anaknya "Badai", padahal "badai" merupakan kejadian ekstrim alam yang berpotensi merusak. Ada orang memberi anaknya "Bima", "Yuhda", "Yudhistira", padahal dia penganut Islam. Tentu saya memberi nama, setelah pencarian makna dari sebuah simbol, dan saya menemukan keteladanan pada "Cantigi" itu.

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023