Saturday, September 11, 2010

Indonesia Pemakai Air 10 Besar Dunia

Parigi di tengah sawah, lokasi di Cianjur / Foto : Rizal Bustami
 
PEKAN AIR DUNIA

Kompas, Rabu, 8 September 2010 

Masalah kualitas air dibahas dalam forum World Water Week 2010 yang berlangsung 5-11 September 2010 di Stockholm, Swedia. Dalam forum itu berkumpul 2.500 pakar dari 130 negara.Isu yang dibahas, antara lain, penyebaran penyakit terkait air, polusi bahan kimia, serta kondisi sungai dan danau di negara berkembang.Seperti tertuang dalam UN World Water Development Report (2009), saat ini lebih dari 80 persen air limbah di negara berkembang dibuang tanpa diolah sebelumnya sehingga mencemari sungai, danau, dan pesisir. Kurangnya sanitasi serta minimnya air bersih penyebab 88 persen kasus diare di dunia yang membawa kematian dini 1,8 juta orang setiap tahun—90 persen berusia di bawah lima tahun.Direktur World Water Week Jens Berggren mengatakan, ”Secara fisik, air tersedia. Persoalannya ialah manajemen air. Tapi, bisa dipecahkan.”Biaya investasi untuk infrastruktur, penyediaan, dan distribusi air dipandang sebagai beban oleh banyak pemerintah. Padahal, setiap investasi 1 dollar AS untuk penyediaan air dan sanitasi akan kembali 34 dollar AS. Manajemen sumber daya air ikut menumbuhkan perekonomian karena mengurangi biaya akibat polusi dan bencana.Sementara itu, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap manajemen air.Berggren mengatakan, hujan yang sulit diprediksi adalah malapetaka dan membuat pengelolaan air kian sulit.”Ini sudah terlihat di Pakistan dan Rusia,” ujarnya. Rusia, misalnya, baru mengalami musim paling panas dalam sejarah. Jam Lundqvist, Kepala Stockholm International Water Institute’s Scientific Programme Committee, mengatakan, akibat sulitnya prediksi cuaca, perlu investasi besar untukberagam model penyimpanan air. Sekitar 66 persen lahan pertanian di Asia bukan sistem irigasi dan di Afrika sekitar 94 persen lahan mengandalkan curah hujan. Sekitar 500 juta orang di Afrika dan India akan mendapat manfaat dari manajemen air pertanian.

Sumber Kompas

Pincuran / Foto : Rizal Bustami
Air dijadikan pembangkit listrik / Foto : Rizal Bustami
Air sebagai obyek Wisata / Foto : Rizal Bustami
Hulu Sungai Ciliung / Foto : Rizal Bustami
Hutan hujan Taman Nasiona Gede Pangrango / Foto : Krisna
 Air untuk kolam dan kakus lokasi Nagarai Lasi,Sumbar / Foto : Rizal Bustami
Air berwal dari satu tetes / Foto : Rizal Bustami
Pendistribusian air di Palutungan,Gunung Ciremai / Foto : Rizal Bustami
Pembangkit listrik rakyat di Curuk Panjang / Foto : Rizal Bustami
Sawah di kaki Gunung Marapi, Nagari Lasi, Bukittinggi / Foto : Rizal Bustami
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak / Foto : Rizal Bustami
Pembangkit lisrik warga di Ciptagelar / Foto : Rizal Bustami
Hariyono operator Pembangkit Listrik Mikrohydro Cicemet,
Desa Sirna Resmi / Foto : Rizal Bustami
Pembagian air yang rumit / Foto : Rizal Bustami

Sumber air di Cigowong, Gunung Ciremai / Foto : Rizal Bustami

Sunday, September 05, 2010

FOTOGRAPHI

Petani Dieng

Keranjang-kerangjang disandarkan
Orang orang duduk mengelompok
Aktivitas apa gerangan ini ?

Sebuah mobil bak terbuka berhenti
Kerangjang kerangjang dinaikkan, orang orang bergelayatun
Kemanakah orang orang ini ?

Ibu – ibu berbaris di tepi jalan
Bayang-bayang sejajar dengan tubuhnya
Hendak kemana ibu – ibu ini ?

Ibu ibu memetik sayur
Laki laki memikul keranjang
Mobil bak dan timbangan menunggu di pinggir jalan
Merekalah buruh tani Dataran Tinggi Dieng



Sayur mayur terbaik dihasilkan dari bumi ini....

Rizal Bustami


HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023