Monday, November 19, 2012

Wisata Wamena


Sudut Kota Wamena
   Wamena, satu kata saja : Mahal !
Banyak orang gamang mendatangi Wamena. Gamang karena issu keamanan dan gamang sarana yang ada disana. Pemberitaan tentang Papua menyangkut keamanan, menyurutkan niat orang kesana. Kurangnya informasi terkini tentang Wamena dan sekitarnya, membuat orang enggan datang. Padahal kawasan Lembah Baliem tersebut eksotis, baik alam maupun manusianya. Yang pasti di Wamena, mahal !

“Bapak saya antar ke rumah bapak,” kata Refael Doga.
Refael Doga (46), anak tertua dari istri pertama Obahorok almarhum yang legendaris, yang menggantikan kedudukan Ayahnya sebagai Kepada Suku Pamuga.

Suku Pamuga merupakan suku induk dari empat suku dibawahnya, yaitu Suku Hilpoh, Suku Wilel, Suku Itiman dan Walilo. Keempat suku ini, dengan jumlah penduduk sekitar 4000 jiwa, tersebar di dua desa yaitu Desa Pabuma dan Desa Suroba, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya. Suku Pamuga berada di Desa Pabuma. Distrik merupakan penamaan kecamatan di Papua.
Rafael Doga dan saya
 Desa Pebuma, lebih kurang 10 km dari kota Wamena, berada di tengah-tengah hamparan lembah yang luas, sebagai bagian dari Lembah Baliem. Saya berada di desa ini, untuk mengunjungi kediaman dan keluarga Obahorok.

Benar saja, Refael berganti baju, dan siap mengantarkan saya ke Wamena. Sampai di kota Wamena, kepala suku tersebut saya ajak makan di rumah makan Padang. Dia ragu apa yang harus ia makan. Saya memesan ayam goreng, dia pun ikut. Ketika saya tawarkan apakah mau minum kopi atau teh manis, dia pun  menyerahkannya kepada saya. Akhirnya saya pesankan kopi untuknya.
Wamena pada malam hari

“Saya antar bapak ke rumah bapak,” tegasnya kembali. Selesai makan, kami berjalan kaki ke hotel tempat saya tinggal di Jalan Trikora.

Hari sudah menjelang sore. Untuk mendapatkan angkutan umum ke kampungnya, Refael saya suruh pulang dan diberi ongkos transportasi. Saya katakan kepadanya, besok pagi saya akan kembali ke Jayapura. Kami bersalaman, dan berpisah.

Pagi keesokan harinya, ketika saya sedang berkemas hendak ke Bandara Wamena, Refael sudah berada di beranda hotel. “Oh, Bapak,” ujar saya kaget,  dengan menyalaminya, dan  mempersilahkannya masuk ke kamar.
Buah pinang
 “Bapak, saya akan ke bandara. Bapak silahkan pulang,” ujar saya.
“O, saya antar Bapak ke bandara,” jawabnya.

Kami ke Bandara Wamena menggunakan jasa becak. Di Bandara saya mencari tiket extra flight, karena banyak penumpang yang hendak ke Jayapura.

“Bapak silahkan pulang, biar saya saja disini,” ujar saya kepadanya.

“Tidak Bapak. Saya jaga sepeda bapak sampai bapak masuk,” jawabnya.

Saya menyerah. Setelah berjam-jam menantikan kepastian tiket, akhirnya saya check in untuk boarding.  Refael saya salami dan peluk, kami berpisah.
Buah Merah
 Refael Doga, merupkan tipikal seorang kepala suku yang menjaga tamu-tamunya. Betullah kata Agus Doga, saudara sepupu Refael – yang mengatakan kepada saya, bahwa saya akan diantar sendiri oleh Bapak Kepala, panggilan kepala suku. “Kalo bukan Bapak Kepala yang antar Bapak, saya yang antar,” terang Agus.

Manusia Lembah Baliem...!

Manusia Lembah Baliem, Wamena, Papua...!























Foto by Rizal Bustami

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023