Showing posts with label SEPEDA GUNUNG / MOUNTAIN BIKE. Show all posts
Showing posts with label SEPEDA GUNUNG / MOUNTAIN BIKE. Show all posts

Tuesday, May 15, 2018

Bersepada di Kawasan Tambora, Sumbawa

Bersepada di Sumbawa, Bisakah?




Yaa, sangat bisa… Banyak pilihan untuk bersepada di Sumbawa, baik seorang diri, maupun dengan rombongan. Saya memilih rute Dompu sampai ke Geopark Tambora, dengan melakukannya sendiri…

Banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui fakta-fakta georafis Pulau Sumbawa. Kota Bima saja, ditafsirkan sebagai nama orang. Apalagi dengan nama Dompu, sangat asing bagi masyarakat kita. Tambora atau Gunung Tambora, sedikit banyak orang lebih mengetahuinya, karena cukup banyak publikasi tentang kawasan ini, terutama Gunung Tambora yang letusannya fenomenal pada 10 April 1815. Dalam perjalanan menuju Tambora, di Jalan Raya Calabai, bisa dilihat tumpahan lava yang sudah membatu.

Fakta-fakta visual atau pandangan mata dapat dilihat dari infrastruktur jalan dan jembatan. Sepanjang jalan dari Bima ke Tambora dan dari Bima ke Pelabuhan Poto Tano, di Sumbawa Besar, pelabuhan yang menghubungkna Pulau Sumbawa dengan Pulau Lombok jalan mulus dan besar. Jalan dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan. Menurut taksiran saya, sepanjang yang saya amati, hanya 1 persen kerusakan jalan. Jalan yang rusak tersebut, dalam proses perbaikan. Ruas jalan raya di Sumbawa, baik kwalitas jalan maupun pemandangan yang disuguhkan, di Indonesia ini, hanya bisa dibandingkan dengan Sumatera Barat dan Jawa Timur. Untuk bersepada atau touring sepeda motor, di Sumbawa aman dan bersih.
Pengertian aman, masyarakat disana ramah. Sosok saya bersepada yang berpakaian UF dan sepeda MTB yang dilengkapi bagasi, saya dikira orang asing. Semua sepeda motor yang melewati saya maupun berpapasan, dan warga masyarakat di pinggir jalan, memanggil saya mister. Tidak jarang diantaranya meminta saya singgah. Karena Sumbawa kental ke Islamannya, saya menyapa dengan assaluamualaikum.

Pengertian besih, penting bagi pemain sepeda udara yang bersih untuk pernapasan. Karena kawalitas jalan baik, maka kadar debunya minim, yang berada dalam taraf toleransi. Tingkat kebisingan juga rendah, karena volume kendaraan bermotor tidak seperti di Pulau Jawa.

Pilihan Rute Sepeda
Baiklah, Bima ke timur saya meyakini sama baiknya dibandingkan dengan Bima ke barat.   Bima ke barat sampai ke Pelabuhan Poto Tano berpamandangan laut dan dan sedikt savana. Rute ke utara sampai dengan Pancasila bagus, dominan savana, sedikit laut.

Monday, November 26, 2012

Bersepeda di Papua...!



BERSEPEDA DI LEMBAH BALIEM
“Sejak 37 tahun lalu saya berniat bersepeda di Wamena, tapi Anda sudah kesana. Selamat Bung Rizal,” komentar Don Hasman, fotografer kondang Indonesia.
Don Hasman telah menjelajahi kawasan Lembah Baliem, dan bahkan mengayuh sepeda sampai ke Kalimanjaro, Afrika. Tapi, keinginannya bersepeda di Lembah Baliem, di Daratan Tinggi Jayawijaya belum kesampaian. Dia antusias memberi semangat untuk saya.
Belum pernah saya bermain sepeda segugup ini, baik sendiri maupun beramai-ramai. Ketika saya merangkit sepeda, setelah diturunkan dari pesawat, saya bagai hendak naik ke panggung. Mungkin karena lokasinya berada jauh, dan disuatu kawasan yang paling ekskotis di Indonesia, yaitu di Lembah Baliem, Jayawijaya, Papua dan mungkin karena saya obsesive. Dan saya akan ke Wosilimo, menghadiri acara Festival Lembah Baliem - yang berada 20 km dari Wamena.
Matahari condong dari belakang saya ketika sepeda mulai di gowes dari Jalan Trikora, Wamena. Udara dingin pegunungan Papua itu, cukup terasa, apalagi menyongsong udara ketika bersepeda.
Pagi-pagi keluar dari kota Wamena jalan raya sibuk sekali. Kendaraan angkutan umum, sepeda motor, para pelajar berjalan kaki dan bersepeda, serta masyarakat meramaikan jalan raya. Terasa sekali kesibukan pagi. Sepanjang jalan menjelang waktu masuk sekolah, para pelajar Sekolah Dasar sebagian besar tanpa alas kaki, bergegas-gegas menuju sekolahnya. “Selama pagi adik-adik,” sapa saya.
“Selamat pagi. Dah,dah…,” balas mereka.

Saturday, June 02, 2012

Kelok 9


MENGAYUH SEPEDA KE KELOK SEMBILAN

Alam yang elok, makanan lezat, adat-sitiadat yang kuat, diperkuat oleh bahasa yang kaya, membuat orang Minangkabau itu romantis.  Alam, tempat dan makanan menjadi tema-tema dan imbuhan dalam lirik-lirik lagu serta pantun. Kelok Sembilan pun menjadi sebuah tema lagu klasik bagi orang Minang.
Kelok 9 ketika dibangun tahun 1880

Kelok Sembilan

Mandaki jalan ke Payokumbuha
Baranti tantang Kelok Sembilan
Ondeh baranti tantang Kelok Sebilan

Dimanalah badan indak ka rusuah
Sadang basayang Tuan bajalan
Onde sedang basayang Tuan bajalan

Ondeh baa lah ko kaba
Baa lah ko kaba, kini rang mudo yo
Ondeh baa lah ko kaba
Baa lah ko kaba, kini rang mudo yo

Indahlah baguno batanam bawang
Bawang ditanam hari lah sanjo
Ondeh bawang ditanam hari lah sanjo

Indahlah guno bakasiah sayang
Sansaro badan kasudahannyo
Ondeh sansaro badan kasudahannyo

Ondeh baa la ko kaba
Baa lah kok kaba, kini rang mudo yo
Ondeh baa lah ko kaba
Baa lah ko kaba, kini rang mudo yo

(Ciptaan Yusaf Rachman, dinyanyikan oleh Elly Kasim tahun 1972)


Monday, January 02, 2012

Cianjur - Ranca Buaya





Gowes di Pantai Selatan Cianjur


Pantai Selatan Jawa Barat,  mulai dari Pelabuhan Ratu sampai ke Pangandaran, menjajikan pemandangan yang ekskotis. Jalan selatan ini menjadi rute jelajah touring mobil dan sepeda motor.


Jalan – jalan di sepanjang pantai ini pernah saya susuri beberapa bulan lalu pada suatu event touring dengan Terano Club. Pada penghujung tahun 2011, sebagai penutup tahun, saya melakukan perjalanan seorang diri menggowes sepeda dari Cianjur sampai dengan Ranca Buaya.


Panjang jalan dari Cianjur sampai Ranca Buaya lebih kurang 150 km. Ke Sindang Barang saja mencapai 100 km.

Gowes sepeda dimulai jam 08.00 dari Hypermart Canjur. Sampai di Sindang Barang, selepas jam 19.00. Tujuan berikutanya adalah Ranca Buaya, melewati Cidaun dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Jayanti. Munuju Ranca Buaya, sekitar 50 km, saya menumpang dengan kendaraan angkutan bak terbuka. Di Ranca Buaya saya bermalam. Namun, paginya, saya menggowes ke Sindang Barang. Di Jayanti, saya singgah ke pasar ikan. Disini banyak terdapat cottage. Harganya terjangkau untuk satu group.

Tapi saya lebih menyukai Ranca Buaya. Ranca Buaya terasa lebih lapang, pandangan ke laut bebas tanpa halangan. Di pinggir pantai terdapat saung-saung untuk istrirahat dan untuk makan. Penginapan murah, sekelas losmen ada disini. Hotel ber-AC pun ada. Warung makan, sampai ikan bakar pun tersedia.


Hanya saja, menuju pantai yang ekskotis ini memang terlalu jauh. Ini menjadi pertimbangan. Namun, bagi pengelana sepeda, sugguh perjalanan yang luar biasa.

Jalan yang sepi dari kendaraan bermotor, kawasan yang lapang, pantai yang bebas pandang pandang, disinilah tempatnya.

Menuju Sindang Barang, jalan melintasi Perkebunan Teh Cibeber, hutan dan lembah.

Tuesday, December 06, 2011

The Real Mountain : 2 track di Bogor Selatan



Rute Bogor Selatan Bagian I

Perumahan dan Golf Rancamaya sebagai tujuan dulu. Banyak jalan menuju Perumahan Rancamaya, juga banyak tujuan dari sana. Ke Perumahan Rancamaya dapat dicapai melalui Tajur, Ciawi, Istana Batu Tulis, dan bahkan dari Biotrop.

Setelah sampai di Pos Pemeriksaan Perumahan Rancamaya, ada dua pilihan untuk menggowes. Tujuan pertama adalah Jembatan Kereta Api Cikretek. Setelah lepas dari lapangan golf dan perumahan, jalan menukik tajam sampai di pagar batas Perumahan Rancamaya. Lewati pagar, berhenti di warung kopi, pas pada sisi selatan adalah Jembatan Kereta Api Cikretek.

Sebelum bertemu pagar pembatas, terdapat jalan terusan keluar komplek Rancamaya. Jalan tersebut menuju Ciherang. Inilah Rute Rancamaya-Ciherang. Jika menyeberangi Jembatan Kereta Api, tujuannya adalah ke Rumah Makan Warso. Mana yang dipilih ? Sama bagusnya, hampir sama jaraknya, juga tantangannya.

Rute Ciherang
Keluar dari Perumahan Rancamaya, melalui jalan beraspal. Di sebelah kanan jalan mengalir Sungai Cikretek. Akhir dari rute ini adalah Jalan Raya Sukabumi. Selepas dari Intstalasi PDAM, jalan mendaki tajam dan seterusnya pendakian landai. (baca Track Ciherang,diupload 27 Januari 2010)

Rute Warso
Setelah melewati Jembatan Kereta Api, ambil jalan ke kiri. Memakai jalan lurus boleh saja. Jalan akan banyak pendakian sampai ke Rumah Makan Warso. Dari Rumah Makan Warso, rute kembali ke Bogor menuju Pamoyanan, persimpangan Cipaku dan Istana Batu Tulis. Nanti rute ini akan bertemu dengan Rute TajurHalang/Patung Garuda.

Rute Ciherang lebih kurang 25 Km, dengan elavasi antara 225 mdpl sampai tertinggi 540  mdpl. Sedangkan Rute Warso, lebih kurang 30 km, dengan elevasi antara 225 sampai tertinggi 691 mdpl.

Melalui Biotrop
Selain melalui Cipaku dan Ciawi, Jembatan Kereta Api dapat juga dicapai melaui Biotrop Tajur. Jalan ini akan bertemu dengan arah dari Cipaku.

Pada musim durian, rute ini akan mengasyikkan sekali karena ruas-ruas jalan yang dilalui berada di “buminya” durian Rancamaya.

Disarankan untuk memiliki pisik yang cukup kuat karena jalan banyak mendaki. Keadaan jalan lengang oleh kendaraan bermesin, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat. Udara bersih, berada di perkampungan.

Silahkan mencoba. ! (Rizal Bustami)


Lihat Track Bogor Selatan di peta yang lebih besar


Saturday, November 12, 2011

The Real Mountain Bike : Cuban Rondo,Malang



Sepeda Coban Rondo, Malang

Coban Rondo, Batu, Malang, Jawa Timur, merupakan suatu kawasan yang banyak menyediakan kegiatan di alam bebas. Kawasan yang berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang ini, berada di atas kota Batu, lebih kurang 25 km dari kota Malang. Coban Rondo dikelola dengan baik, yaitu tersedianya jalan, kamar mandi, panorama, bahkan tempat penginapan. Hutannya lebat, dan banyak jalan-jalan setapak untuk sekedar jalan-jalan.  
Adam, kelas 4 SD, dari Jakarat
Udaranya yang sejuk, mendekati dingin, masih kerap dirayapi oleh kabut. Dibalut kabut tentu akan memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Di beberapa tempat, disediakan panorama dan tempat parkir kendaraan. Dari panorama tersebut bisa dilihat kota Batu, dengan pemandangan yang luas.

Thursday, September 01, 2011

The Real Mountain Bike Baduy II (Sobang)




Ke Kesepuhan Pasir Eurih

Pada bagian pertama explore Baduy, telah dimuat track sepeda Ciboleger-Cijahe. Pada bagian II ini, track sepeda ke Kesepuhan Pasir Eurih, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Diasumsikan saja, perjalanan ini dimulai dari Ciboleger. Sebetulnya ke Pasir Eurih, dapat pula dicapai melalui Bogor tanpa harus dulu ke Ciboleger. Tujuan pertama  adalah Pasar Muncang. Saya menyarankan, menggowes dimulai dari Muncang agar mempunyai waktu yang cukup lama di kawasan ini menarik ini.


Selepas Pasar Muncang, jalan beraspal halus, berkelok-kelok, dan naik-turun. Kiri-kanan jalan teduh oleh kehijauan hutan. Pada sisi tertentu, terdapat pemandangan terbuka, sehingga bisa dilihat hamparan sawah dan perbukitan berlapis-lapis. Rasanya sayang mempercepat lalu kendaraan karena tidak hendak melewatkan alam yang indah ini.  Setelah melewati perkampungan, pada sisi kiri jalan, terdapat lumbung padi berkelompok. Hanya sekitar seratus meter dari lumbung, sebuah papan nama bertuliskan “Kediaman Kesepuhan Pasir Eurih, Abah Anden, Desa Sindang Laya”.

Kediaman Pemimpin Kesepuhan Pasir Eurih, mengingatkan kepada kesepuhan lain di Jawa Barat dan Banten, macam Kesepuhan Ciptagelar, Kesepuhan Cisungsang.

Saturday, August 27, 2011

The Real Mountain Bike : Baduy I (Cijahe)

ck  
 
Ciboleger - Cijahe


Janganlah berharap bisa bermain sepeda di Desa Kanekes, atau di kawasan Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, baik di Baduy Dalam, maupun di Baduy Luar. Namun, jangan pula urungkan niat bermain sepeda di kawasan wisata budaya ini. Memang sudah ada yang membawa sepeda ke Ciboleger, pintu masuk ke Baduy, tapi menggowesnya dari Jakarta atau dari Bogor. Bagi saya, menggowes sepeda ke Ciboleger, sebagai pekerjaan sia-sia belaka. Tidak ada sesuatu yang menarik dalam perjalanan, melainkan resiko yang didapatkan, misalnya membuang tenaga, resiko kecelakaan dan resiko menghirup udara kotor.
Selama sepuluh hari saya di kawasan Baduy, untuk suatu keperluan riset dan tracking GPS
jalan-jalan di Baduy, sengaja saya membawa sepeda. Ada empat track sepeda yang baru saya temukan, yaitu 1 track pendek dan 2 track panjang. Track pendek tersebut ke Track Jembatan Akar. Sedangkan track panjang ialah, Track Cijahe dan Track Sobang. Satu per satu akan saya bahas track ini.
Loading-lah sepeda ke Ciboleger.

Wednesday, July 20, 2011

The Real Mountain Bike : Taman Nasional Gunung Halimun Salak


Foto : Said
Gunung Halimun “Guru Kehidupan yang Bisu”

Gunung Halimun yang saya kenal 15 tahun, masih sebagai dulunya. Jika ada perubahan, tambahan jalan aspal pada batas hutan. Perubahan nyata lainnya, yaitu di Citahalap. Jika di Citalahap dulu terdapat bangunan serba guna dengan rumah inapnya, sekarang sudah tidak ada lagi. Rumah-rumah penduduk yang bisa ditempati oleh penikmat alam, masih ada. Tambahan lainnya ke ecolodge Citalahap, ialah jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, sehingga kendaraan bisa di parkir dengan aman. Jalan tanah yang berada di kawasan taman ansional, relatif lebih baik, rata dan keras. 

Tuesday, June 07, 2011

The Real Mountain Bike to Mount Gede

Foto by Juned Bleged
Mengayuh Sepeda di Gunung Gede
The Real Mountain Bike
Mendaki gunung biasanya hanya membawa carrier di pundak.. Bagaimana dengan
mendaki gunung dengan membawa sepeda ? Hal inilah yang dilakukan tim Cantigi
Cycling yaitu Ombing, Juned, Heri dan Paijo. Mereka mendaki Gunung Gede (2958
mdpl) pada tanggal 25 – 27 Mei 2011. 
Foto by Juned Bleged

Tuesday, December 14, 2010

Sepeda Murah, Sepeda Mahal, Sama Saja...

Foto Unduh
  
Sepeda Mahal, Lebih Berguna atau Tidak ?

Selasa, 14 Desember 2010 10:57 WIB
Jakarta (ANTARA News) 

Sepeda super ringan yang mahal ternyata tidak membuat anda lebih cepat sampai ke tujuan. Itu kata seorang dokter seperti dikutip Telegraph.

Dokter Jeremy Groves dalam studinya yang dimuat British Medical Journal, mendapati bahwa sepeda mahal ternyata tidak bisa mengalahkan kemampuan sepeda yang lebih berat dan lebih tua.

Groves, dokter anestesi di Chesterfield, Inggris, hampir setiap hari mengendarai sepeda ke tempat kerjanya. Dia punya dua sepeda; satu seberat 13,5 kg yang dibeli seharga 50 pound (sekitar Rp800 ribu) dan sepeda rangka karbon seharga seribu pound (sekitar Rp16 juta) yang beratnya 9,5 kg.

Sepeda muda dan tua selu jalan bersama
Awalnya Groves membeli sepeda baru karena menyangka dia akan tiba di tempat kerja lebih cepat karena sepedanya lebih ringan. Ternyata, setelah enam bulan pengukuran secara random, dia menyadari hal itu tak terjadi.

"Sepeda baruku terlihat indah tapi mungkin tak nyaman. Aku tak melihat penurunan dramatis dari waktu tempuhku, begitu juga komputer yang kupasang di sepeda, tak mencatat perubahan besar waktu tempuh. "

"Pada suatu pagi yang cerah, saya bersepeda 43 menit ke tempat kerja, dan itu adalah waktu tercepat. Sepeda lama sudah berdebu di garasi, besoknya saya gunakan sepeda lama itu. Ternyata bisa sampai ke tujuan dalam 44 menit. Kupikir, apakah perbedaan satu menit itu harganya sampai 950 pound? atau cuma kebetulan?," kata Groves.
Sama Specialized, keluaran tahun 2009 dan 1996
Saat melakukan penelitian itu, Groves menggunakan komputer pengukur waktu dan jarak yang dipasang di sepeda serta satu koin yang dilempar untuk menentukan sepeda mana yang hari itu akan dia pakai ke tempat kerja. Penelitian berjalan selama enam bulan.

Foto Unduh
Jarak yang dia tempuh dari rumah ke kantor adalah 43,5 km. Berdasarkan data yang dia kumpulkan, selisih rata-rata waktu tempuh antara sepeda lama dan baru cuma 30 detik. Top speed 36 mil per jam adalah sama untuk dua sepeda tersebut.

"Berdasarkan temuan ini, jadi kenapa kita beli sepeda 'performances' ?," tanya dia

"Membeli sepeda karbon membuat perasaan kita enak, meskipun sepedanya kurang nyaman dikendarai. Saya masih pakai sepeda baru itu karena kelihatannya remnya lebih bagus."

Macam - macam sepeda
"Yang mana yang paling enak dikendarai? menurut saya yang sepeda baja. Lebih cepat, lebih nyaman, harganya lebih ringan di kantong dan punya 'karakter'," kata Groves.

"Kalau sepeda karbonku dicuri akankah saya membelinya lagi? sepertinya tidak. Lebih baik uangnya saya gunakan untuk lampu dan baju sepeda yang lebih bagus."

Foto Unduh
Kesimpulan Groves adalah " 30 persen pengurangan berat sepeda tak berarti mengurangi waktu tempuh dari jarak 43,5 km. Sepeda ringan dan baru mungkin menarik untuk dilirik. Tapi, jika digunakan untuk pergi-pulang kerja, lebih bermanfaat jika berat badan penggunanya yang dikurangi daripada membeli sepeda yang lebih ringan."
(A038/A038/BRT) COPYRIGHT © 2010
(Artikel ini diunduh dari LKBN Antara/Rizal Bustami)
Di Ranca Upas







Thursday, August 26, 2010

The Real Mountain Bike : Yogyakarta - Dieng - Purwokerto



TRANS DIENG
Melintasi Pegunungan Dieng

Trans Dieng, melintasi Daratan Tinggi Dieng dari sisi timur ke barat. Bermain 
sepeda ke Dieng (bukan di Dieng), tentulah wajib memiliki fisik yang baik serta kemauan yang kuat. Jika Daratan Tinggi Dieng   dilintasi dari Yogyakarta sampai ke Purwokerto, tentu menjadi pekerjaan yang berat.
Katakanlah memulainya dari Kota Wonosobo, tantangan berat segera menghadang, apalagi setelah melewati Pasar Garuk. Dari sini, terasa betul kepayahan menjalankan sepeda baik digowes maupun di dorong.

Kami (Cantigi tim) berempat, yaitu Krisna, Ombing, Juned dan saya yang menggowes. Pendukung perjalanan Alvin dengan vespanya, Iwan Gobek dan Ikam. Perjalanan menjadi istimewa karena diikuti oleh Bung Don Hasman.

“Kau uangkan tiket kereta api ini, kita gunakan untuk ke Dieng,” anjur sang Maestro, yang membatalkan perjalanannya pulang ke Jakarta dari Yogyakarta.  Don, bersama Iwan dan Ikam, akhirnya menuju  Dieng dengan kendaraan umum. Ia lepas kami pagi-pagi sekali dari Yogyakarta.




Wednesday, August 25, 2010

Kaliadem Track


TRACK DI LAVA

Bagaimana rasanya bermain sepeda di lava, bekas muntahan letusan gunung berapi ? Lava Tour Kaliadem, DIY menyajikan suatu fenomena alam yang memacu adrenalin di atas sepeda.

Bebatuan lepas, kerikil dan debu terhampar luas di Kaliadem.  Gesekan ban sepeda menimbulkan bunyi yang khas serta memercikkan kerikil dan debu. Inilah track sepeda alami, yang patut dicoba oleh pemain sepeda.

Pada tanggal 6 – 8 Agustus 2010, di Kaliadem diadakan acara Festival Petualang Nusantara. FPN yang digagas oleh Aji Racmat ini, merupakan ajang pertemuan Civitas Alam Bebas dalam satu event dengan berbagai acara. Ada acara Search and Rescue, Pengenalan Ular, Fotographi, Jurnalistik, Caving, Rafting, Mountain Bike, Survival, dan Pameran Foto SAR dan Bencana Alam. Hadir pula petualang senior yang kondang, seperti Herry Macan, Don Hasman, Bongkeng dan Rizal Bustami.

Acara Mountain Bike (Sepeda Gunung) sendiri diikuti 60 peserta dari Yogyakarta, Solo, Jakarta dan dari daerah lainya. Rizal Bustami sendiri, dengan temannya (team Cantigi), membawa 4 unit sepeda dari Jakarta.

Kaliadem di ketinggian 1100 dpl, dimana muntahan lava Gunung Merapi membuat heboh tahun 2005 silam. Hamparan batuan lepas dan pasir mencapai jalan desa dan bungker yang pernah memakan kroban jiwa. Ngarai menganga membelah pengunungan gunung sampai ke kawah.

Puncak Gunung Merapi yang seakan berada di hadapan mata, berwarna abu-abu berkilau-kilau disinari matahari. Di pucuk gunung asap putih tiada henti-hentinya membumbung. Pesona Gunung Merapi, salah satu gunung yang paling aktif di Pulau Jawa.

Selain bermain di lava, dapat pula menikmati pedesaan. Pedesaan khas Pulau Jawa yang sunyi dan kalem. Di jalan – jalan desa dan perkebunan warga, kita terasa di suatu alam yang unik.

Jalan dan gang yang membatasi rumah penduduk tertata rapi. Rumah-rumah berpekarangan luas, diteduhi pepohonan dan rumpun-rumpun bambu. Jalan – jalan tanah disapu, tiada sampah sehelai pun mengotorinya. Jalan – jalan tanah sampai berlumut, menandakan lingkungannya yang terawat dengan baik.

Bagi pemain sepeda Jakarta dan motropolitan, pengalaman di perkampungan di seputar Yogyakarta, akan membawa suatu atmosfir baru dan kenangan batin.

Menuju ke Kaliadem, melalui Kaliurang. Dari sini menuju Cangkringan. Selepas Kaliurang banyak rumah yang disewakan untuk menginap dan banyak pula home stay. Untuk sampai ke Cangkringan, tidak ada kendaraan umum. Kendaraan umumnya hanya sampai di Kaliurang. Cobalah ! (Rizal Bustami)






Lihat Peta Lebih Besar

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023