Islam di China, Bagian II
PROFIL ISLAM CHINA
Oleh : Rizal Bustami
Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad.
Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik.
Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu.
Sejak zaman kekaiseran, Pemerintahan Nasionalis dan sampai ke kekuasaan Komunis, tidak ada usaha sistimatis untuk mendata jumlah orang Muslim di China. Namun, ada usaha-usaha dari pihak kaum Muslim sendiri dan diplomat untuk mencatat jumlah orang Muslim di China sampai awal abad 20.
Misalnya catatan M.de Thiersant, seorang Konsul Jenderal Perancis di Tiongkok, selama 8 tahun melakukan penyelidikan terhadap kuam Muslim. Tahun 1878 ia melaporkan, jumlah penduduk Muslim di Tiongkok sebanyak 20.000.000 jiwa.
Marshal Broomhall, seorang missionaries Kristen tahun 1910, membuat laporan, jumlah kaum Muslim di Tiongkok sekitar 10.000.000 jiwa. Ia menulis, “…. Penulis, setelah mempertimbangkan dengan seksama, berdasarkan sejumlah korespondensi, cenderung berpendapat kepada jumlah yang tertinggi daripada yang terendah.” The Encyclopaedia of Mission memberikan jumlah 30.000.000 jiwa.
Bahruddin Chini, dalam laporannya menyebutkan, umat Muslim di China tahun 1935 sejumlah 39.918.000.000 jiwa.
Lelaki Muslim di Sinkiang, Kansu dan Yunan, umumnya melakukan poligami yang luas. Lelaki Muslim di kawasan ini juga melakukan perkawinan dengan perempuan Han. Keadaan ini sebagai faktor lain jumlah umat Muslim yang jauh lebih besar dari angka-angka resmi karena keluarga Muslim rata – rata berjumlah lebih besar dibandingkan dengan kaum Han.
Selama 10 abad Islam di Tiongkok, yaitu sejak abad ke 7 sampai abad ke 17, tidak ada kejadian yang dapat dicatat sebagai perselisihan baik di kalangan Muslim sendiri, maupun dengan penduduk lainnya.
PROFIL ISLAM CHINA
Oleh : Rizal Bustami
Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad.
Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik.
Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu.
Sejak zaman kekaiseran, Pemerintahan Nasionalis dan sampai ke kekuasaan Komunis, tidak ada usaha sistimatis untuk mendata jumlah orang Muslim di China. Namun, ada usaha-usaha dari pihak kaum Muslim sendiri dan diplomat untuk mencatat jumlah orang Muslim di China sampai awal abad 20.
Misalnya catatan M.de Thiersant, seorang Konsul Jenderal Perancis di Tiongkok, selama 8 tahun melakukan penyelidikan terhadap kuam Muslim. Tahun 1878 ia melaporkan, jumlah penduduk Muslim di Tiongkok sebanyak 20.000.000 jiwa.
Marshal Broomhall, seorang missionaries Kristen tahun 1910, membuat laporan, jumlah kaum Muslim di Tiongkok sekitar 10.000.000 jiwa. Ia menulis, “…. Penulis, setelah mempertimbangkan dengan seksama, berdasarkan sejumlah korespondensi, cenderung berpendapat kepada jumlah yang tertinggi daripada yang terendah.” The Encyclopaedia of Mission memberikan jumlah 30.000.000 jiwa.
Bahruddin Chini, dalam laporannya menyebutkan, umat Muslim di China tahun 1935 sejumlah 39.918.000.000 jiwa.
Lelaki Muslim di Sinkiang, Kansu dan Yunan, umumnya melakukan poligami yang luas. Lelaki Muslim di kawasan ini juga melakukan perkawinan dengan perempuan Han. Keadaan ini sebagai faktor lain jumlah umat Muslim yang jauh lebih besar dari angka-angka resmi karena keluarga Muslim rata – rata berjumlah lebih besar dibandingkan dengan kaum Han.
Selama 10 abad Islam di Tiongkok, yaitu sejak abad ke 7 sampai abad ke 17, tidak ada kejadian yang dapat dicatat sebagai perselisihan baik di kalangan Muslim sendiri, maupun dengan penduduk lainnya.