Parigi di tengah sawah, lokasi di Cianjur / Foto : Rizal Bustami |
PEKAN AIR DUNIA
Kompas, Rabu, 8 September 2010
Masalah kualitas air dibahas dalam forum World Water Week 2010 yang berlangsung 5-11 September 2010 di Stockholm, Swedia. Dalam forum itu berkumpul 2.500 pakar dari 130 negara.Isu yang dibahas, antara lain, penyebaran penyakit terkait air, polusi bahan kimia, serta kondisi sungai dan danau di negara berkembang.Seperti tertuang dalam UN World Water Development Report (2009), saat ini lebih dari 80 persen air limbah di negara berkembang dibuang tanpa diolah sebelumnya sehingga mencemari sungai, danau, dan pesisir. Kurangnya sanitasi serta minimnya air bersih penyebab 88 persen kasus diare di dunia yang membawa kematian dini 1,8 juta orang setiap tahun—90 persen berusia di bawah lima tahun.Direktur World Water Week Jens Berggren mengatakan, ”Secara fisik, air tersedia. Persoalannya ialah manajemen air. Tapi, bisa dipecahkan.”Biaya investasi untuk infrastruktur, penyediaan, dan distribusi air dipandang sebagai beban oleh banyak pemerintah. Padahal, setiap investasi 1 dollar AS untuk penyediaan air dan sanitasi akan kembali 34 dollar AS. Manajemen sumber daya air ikut menumbuhkan perekonomian karena mengurangi biaya akibat polusi dan bencana.Sementara itu, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap manajemen air.Berggren mengatakan, hujan yang sulit diprediksi adalah malapetaka dan membuat pengelolaan air kian sulit.”Ini sudah terlihat di Pakistan dan Rusia,” ujarnya. Rusia, misalnya, baru mengalami musim paling panas dalam sejarah. Jam Lundqvist, Kepala Stockholm International Water Institute’s Scientific Programme Committee, mengatakan, akibat sulitnya prediksi cuaca, perlu investasi besar untukberagam model penyimpanan air. Sekitar 66 persen lahan pertanian di Asia bukan sistem irigasi dan di Afrika sekitar 94 persen lahan mengandalkan curah hujan. Sekitar 500 juta orang di Afrika dan India akan mendapat manfaat dari manajemen air pertanian.
Sumber Kompas |
Pincuran / Foto : Rizal Bustami |
Air dijadikan pembangkit listrik / Foto : Rizal Bustami |
Air sebagai obyek Wisata / Foto : Rizal Bustami |
Hulu Sungai Ciliung / Foto : Rizal Bustami |
Hutan hujan Taman Nasiona Gede Pangrango / Foto : Krisna |
Air untuk kolam dan kakus lokasi Nagarai Lasi,Sumbar / Foto : Rizal Bustami |
Air berwal dari satu tetes / Foto : Rizal Bustami |
Pendistribusian air di Palutungan,Gunung Ciremai / Foto : Rizal Bustami |
Pembangkit listrik rakyat di Curuk Panjang / Foto : Rizal Bustami |
Sawah di kaki Gunung Marapi, Nagari Lasi, Bukittinggi / Foto : Rizal Bustami |
Di Taman Nasional Gunung Halimun Salak / Foto : Rizal Bustami |
Pembangkit lisrik warga di Ciptagelar / Foto : Rizal Bustami |
Hariyono operator Pembangkit Listrik Mikrohydro Cicemet, Desa Sirna Resmi / Foto : Rizal Bustami |
Pembagian air yang rumit / | Foto : Rizal Bustami |
Sumber air di Cigowong, Gunung Ciremai / Foto : Rizal Bustami |