Menjelajahi KEPULAUAN SERIBU
Kepulauan Seribu, makin hari makin bersinar saja. Sejak Pemda DKI mengembangkan Kepulauan Seribu, daerah banyak pulau ini semakin enak untuk dikunjungi. Infrastruktur penting, seperti dermaga, aliran listrik, ketersediaan air bersih, pedestrian, telah memadai.
Pada akhir pekan, Sabtu pagi, jalur pelayaran ke pulau-pulau utama ramai sekali. Kapal-kapal penumpang dipenuhi oleh wisatawan. Minggu siang, kapal-kapal berpenumpang 100 orang lebih tersebut, kembali mengangkut wisatawan ke Jakarta.
Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Bidarari, Pulau Ondrust, Pulau Kelor, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Pramuka, tujuan utama wisatawan. Di setiap pulau wisata dan pulau berpenduduk, dibuatkan dermaga yang cantik dan futuristik.
Ambil saja contoh, Pulau Kelor, dimana ada bekas benteng. Pulau kecil itu dibuatkan dermaga lengkap dengan kanopy berwarna putih. Di tas pulau, ada pos penjaga dan toilet. Ada pula gazebo untuk duduk memandang ke Pulau Bidadari, Pulau Ondrust dan Pulau Cipir. Penunjung bisa mendekati reruntuhan benteng dengan udah. Pulau yang terang benderang, pulau yang bersih, pulau yang segar dipandang mata.
Tentang Kepulauan Seribu
Kabupaten Kepulauan Seribu terdiri dari 110 pulau dan pulau berpenduduk 11 buah dengan luas daratan 8.76 km2 dan luas lautan 6.997,50 km2. Secara administrative terbagi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Kecamatan Kepulaun Seribu Utara, terdiri dari tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Kelapa dan Kelurahan Pulau Harapan. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara meliputi 79 pulau. Dari 79 pulau tersebut, 6 pulau yang berpenduduk, yaitu Pulau Panggang, PulauPramuka , Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Harapan dan Pulau Sebira. Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, terdiri dari tiga kecamatan, yaitu Keluarahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari dan Kelurahan Pulau UntungJawa . Kecematan Kepulauan Seribu Selatan meliputi 31. Dari 31 pulau tersebut, 5 pulau yang berpenduduk yaitu Pulau Payung, Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa. (data BPS Kabupaten Kepulauan Seribu, 2014)
Masyarakat Kepulauan Seribu ditandai sebagai masyarakat yang ramah, tegur sapa dan melayani tamu sebagai fitur mereka. Kehidupan yang keras dimana musim sangat mempengaruhi kehidupan mereka, diterima dengan apa adanya. Bulan Desember sampai Februari, bahkan sampai bulan April, merupakan masa-masa sulit bagi masyarakat Kepulauan Seribu karena musim barat, dimana angin kencang dan gelombang tinggi. Mereka tidak bisa beraktivitas, baik menangkap ikan, perdagangan dan aktivitas lainnya. Wisatawan pun tidak ada yang datang. Musim timur pun berpengaruh kehidupan mereka. Alam membuat masyarakat mensiasati kehidupan. Musim barat, berarti masa paceklik, setiap keluarga mempersiapkan diri seperti menyimpan sembako dan bahan bakar. Uniknya, mereka membuat ikan asin untuk kebutuhan lauk pauk selama musim barat. Bila tidak punya uang, toko kelontong memerikan piutang. Hutang dibayar ketika musim barat berlalu. Kearifan alam dan kearifan sosial menjadi khas masyarakat Kepulauan Seribu.
Meski bermukim di kepulauan, tidak semua masyarakat berprofesi sebagai nelayan. Pekerjaan sebagai nelayan, bagai "perjudian" hidup. Biaya yang dikeluarkan melaut, terkadang tidak menutupi. Minimal nelayan mendapatkan ikan 20 kg setiap hari melaut. Mendapatkan ikan 10 kg saja sangat sulit saat ini, terutama masyarakat yang berada di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Warga banyak yang beralih pekerjaan, misalnya bekerja sebagai buruh serabutan di Jakarta, Tanggerang, buruh gerobak, dan berharap-harap dari kunjungan wisatawan. Sektor wisata harapan baru bagi masyarakat Kepulauan Seribu bagian selatan.
Masyarakat Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, 80 persen menggantungkan hidup sebagai nelayan. Dibandingkankan dengan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, hasil tangkapan di utara relatif lebih baik.
Hasil tangkapan ikan dijual di pulau sendiri, untuk kebutuhan domistik. Jika hasil tangkapan banyak, mereka menjualnya ke Muara Angke atau ke Tanjung Pasir. Hanya saja, nelayan dan masyarakat Kepulauan Seribu, belum mengolah ikan secara maksimal, misalnya mengolahnya menjadi ikan asin, terutama di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Meski sebagai warga DKI, masyarakat Kepulauan Seribu tidak semuanya berurusan ke Jakarta. Lima pulau yang berpenduduk di Kecematan Kepulauan Seribu Selatan yaitu Pulau Payung, Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa, berbelanja kebutuhan sehari-hari ke Tanjung Pasir, Tanggerang. Sedangkan enam pulau yang berpenduduk, yaitu Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, Pulau Harapan dan Pulau Sebira berbelanja kebutuhan sehari-hari ke Muara Angke.
layanan Kapal
1.Kapal Reguler dari Pelabuhan Muara Angke
Melayani kapal ke Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka. Jadwal keberangkatan setiap hari jam 07.00.
2. Dermaga Marina Ancol :
Malayani semua Pulau. Berangkat jam 07.00
3.Tanjung Pasir, Tanggerang
Melayani kapal penumpang ke Pulau Untung Jawa dan Pulau Pramuka. Berangkat jam 07.00 setiap hari.
1.Dermaga Muara Kamal
2.Dermaga Marina Ancol
3.Dermaga Muara Angke
1. Demi keamanan, hindari kunjungan pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Pada masa-masa itu, angin kencang dan disertai hujan.
2. Awasi rute perjalanan dengan GPS. Jika tidak memiliki GPS unit, GPS pada handphone bisa digunakan dengan peta tersedia pada Google Earth, Bing dan Herr. Hal gunanya untuk mencegah rute kapal keluar jalur. Kompas pada handphone dapat digunakan untuk petunjuk arah azimuth. Jika sinyal handphone hilang, rute perjalanan patut dicurigai sebagi keluar dari jalur.
3. Harga makanan cukup mahal, karena biaya transportasi.
4. Tidak semua akomodasi tersedia air tawar
5. ATM hanya bank DKI. (Rizal Bustami)