Saturday, July 06, 2019

Serial Kawasan Wisata Flores, Nusa Tenggara Timur. Bagian VI

RUTENG, KAWASAN PEGUNUNGAN YANG HIJAU DAN SUBUR



“Sisa dari salah satu spesies manusia purba yang paling baru ditemukan, Homo floresiensis (dijuluki 'Hobbit'), sejauh ini hanya ditemukan di Pulau Flores, Indonesia,” demikian kutipan oleh Smithsonian Institution. Maka dikenalah Ruteng di seluruh dunia sebagai kawansan saintis sejak ditemukannya fosil manusia purba pada tahun 2003.

Sekilas tentang Kota Ruteng
Ruteng merupakan Ibukota Kabupaten Manggarai. Berada di pegunungan. Berhawa sejuk, dengan curah hujan yang sering. Kondisi alam macam ini, membuat kawasan Ruteng subur. Kota ini dikelilingi bukit dan persawahan.
Kota Ruteng cukup luas, dan umumnya berupa bangunan lama, terutama di pasar. Toko-toko di pasar Ruteng, merupakan bangunan tua. Beratap seng, dengan pintu kayu bermotif – yang berwarna hijau. Toko-toko ini menjual segala kebutuhan masyarakat. Meski disini mini market modern tidak ada, terdapat banyak toko kelontong yang  memadai untuk kebutuhan pendatang dari kota besar. Pasar tradisionil Ruteng, umumnya yang berdagang masyarakat dari suku Minangkabau.
Ruteng memiliki lapangan yang luas, juga berfungsi sebagai alun-alun – untuk berbagai kegiatan bersama dan bersifat massal. Alun-alun tersebut berada di hadapan Kantor DPRD Manggarai dan Polres Ruteng.
 
Apa saja Objek Wisata di Ruteng?
Homo floresiensis
Fosil berupa kepala dan rangka manusia, diyakini sebagai manusia purba berjenis lain, ditemukan di Liang Bua. Liang Bua, berada di Dusun Golo Manuk, Desa Liangbua, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, … km di utara kota Ruteng. Liang Bua, dalam Flores diartikan sebagai gua atau liang. Di kawasan kars ini, memang banyak terdapat gua. Tulisan lengkap tentang manusia purba Flores ini, baca Bab … :  Homo floresiensis
 
Kampung Adat Ruteng Puu
Kampung Ruteng terletak di Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, NTT. Dari kota Ruteng, Ruteng Puu berjarak 4.5 km saja, bisa dicapai dengan sepeda motor. Ada 4 unit rumah adat disini. Warga dengan tangan terbuka menerima tamu untuk berkunjung dan bahkan bermalam. Untuk kunjungan saja, tidak dipungut bayaran. Kecuali bermalam, dengan biaya Rp. 250.000. Soal biaya, tidak terlalu ditekankan, dikembalikan lagi keikhlasan para tamu untuk memberikan uang.

Asal usul orang Ruteng dan Runtu

Kampung Ruteng sejak dulu dihuni oleh dua klan yang berbeda, Ata Ruteng dan Ata Runtu. Suku Ruteng dikisahkan mempunyai leluhur orang Minangkabau, Sumatra Barat. Leluhur mereka terdiri dari Nggoang(yang memperanakan orang Ruteng), Roang yang memperanakan orang Pitak, dan Wulang yang memperanakan orang Leda. Mereka datang dari Minangkabau melalui Goa(Sulawesi Selatan), kemudian menyusur melewati Bima(NTB), dan pada akhirnya mendarat di Warloka(Manggarai Barat). Bersama juga ada leluhur orang Todo menepi di Satar Mese. Ketika tiba di Nte’er atau Pela, leluhur orang Todo dan leluhur orang Ruteng berpisah. Orang Ruteng meneruskan perjalanan menuju arah timur dan menetap di Ndosor (sebuah wilayah pegunungan di bagian selatan Kota Ruteng, sekarang di sebut poco Nenu) (Ibid, hal. 19).

Sementara historigrafi orang Runtu hanya diceritakan melalui cerita rakyat yang diturun-temurunkan. Ada kisah bahwa leluhur mereka adalah Sawu. Ia berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Setibanya di Manggarai Sawu menempati wilayah Mando Sawu. Ia memiliki dua anak, Sawu Sa yang laki-laki dan Riwe yang perempuan (Robert Syukur, Adak Penti Compang Ruteng: Sebuah Simbol Ziarah Pencarian Diri Orang Ruteng, unpublicated, hal. 12). Ada keyakinan bahwa mereka yang pertama menempati kampung itu dan membangunnya, yang mereka sebut Beo Ruteng atau kampung Ruteng.





























Sawah Jaring Laba-laba
Ketika membuka Google Earth dalam pengambilan data navigasi untuk mengekplor kawasan Pulau Flores, ditemukan persawahan yang pematangnya seperti jaring laba-laba, atau seperti jari-jari. Sawah dengan pola jarring laba-laba tersebut, yang kemudian di bahasa Inggris-kan menjadi spider web rice field, dalam bahasa lokal disebut lodok. Pola pembagian macam itu, disebut lodok, sebagai tanah ulayat yang dipakai secara adat. Sistim adat macam itu masih diterapkan.

Memang bentangan sawah macan itu menjadi unik untuk disaksikan. Dan keunikannya tersebut, menjadi salah satu menu wisata disana. Sawah lodok, banyak ditemukan di kawasan Kabupaten Manggarai – yang berdampingan pola persawahan umum.

Untuk dapat mengabadikannya, hanya pada musim awal tanam, ketika padi baru berumur 1 sampau 2 bulan tanam. Ketika padi sudah menjelang dituai, pematang jari-jari tersebut hampir tidak kelihatan. Masa potong padi di Folres, antara bulan Oktober sampai Desember. Curah  hujan yang merata disepanjang tahun, musim tanam disana hampir setiap tahun. Hanya saja, untuka melihatnya, harus di posisi ketinggian.

Sawah Laba-Laba terbaik di Ruteng, adanya di Kecamatan Cancar, meski di tempat lain juga ada.

 
Kuliner
Rumah makan Minang dan Jawa banyak sekali disini. Terdapat beberapa hotel dan homestay di kota ini. Disini banyak terdapat roti dan kue, bahkan gorengan seperti di Pulau Jawa. Kue dan roti buatan warga setempat, ok juga rasanya.
 
Jaringan Komunikasi
Kawasan Ruteng dilayani oleh layanan Telkomsel dan Xl. Telkomsel sudah jelas dengan jaringan cakupannya luas. Sedang layanan XL, baru di perkotaan saja.

Perbankkan
Pelayanan bank, yaitu BRI, BNI 46 dan Bank NTT. Layanan BRI, ada disetiap kecamatan.
 
Transportasi
Kota ini memiliki dua terminal transportasi darat, yaitu Terminal Mena yang melayani penumpang di bagian barat dan Terminal Carep untuk ke dan dari timur. Antar terminal, dihubungkan dengan transportasi kota, denga titik temu di Pasar Ruteng. Juga ada transportasi desa, dengan menggunakan mini bus. Untuk antar kota, tersedia pelayanan travel – yang dijemput dan diantar ke alamat. Setiap penginapan memiliki relasi sendiri untuk transportasi travel. Baik Termina Carep maupun Teriminal Mena, memiliki fasiltas menunggu yang cukup nyaman bagi penumpang. Terminal Mena berada di ruas Jalan Raya Ruteng – Labuan Bajo, sedangkan Terminal Carep berada di Jalan Raya Ruteng – Bajawa.

 Jarak antar Kota dan antar Objek Wisata
Ø  Ruteng – Labuan Bajo                                                 : 120 km
Ø  Ruteng - Aimere                                                          : 100 km
Ø  Ruteng – Bajawa via Aimere                                       : 135 km
Ø  Ruteng – Dintor                                                           : 102 km
Ø  Ruteng – Liang Bua                                                     : 14 km
Ø  Ruteng – Kampung Adat Ruteng Puu                         : 4.5 km
Ø  Ruteng – Sawah Laba-laba Cancar                              : 16 km                       
Ø  Ruteng - Kampung Adat Todo                                     : 40 km




Powered by Wikiloc



No comments:

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023