RUTENG, KAWASAN PEGUNUNGAN YANG HIJAU DAN SUBUR
“Sisa dari salah satu
spesies manusia purba yang paling baru ditemukan, Homo floresiensis (dijuluki
'Hobbit'), sejauh ini hanya ditemukan di Pulau Flores, Indonesia,” demikian
kutipan oleh Smithsonian Institution. Maka dikenalah Ruteng di seluruh
dunia sebagai kawansan saintis sejak ditemukannya fosil manusia purba pada
tahun 2003.
Sekilas tentang Kota Ruteng
Ruteng merupakan
Ibukota Kabupaten Manggarai. Berada di pegunungan. Berhawa sejuk, dengan curah
hujan yang sering. Kondisi alam macam ini, membuat kawasan Ruteng subur. Kota
ini dikelilingi bukit dan persawahan.
Kota Ruteng cukup
luas, dan umumnya berupa bangunan lama, terutama di pasar. Toko-toko di pasar
Ruteng, merupakan bangunan tua. Beratap seng, dengan pintu kayu bermotif – yang
berwarna hijau. Toko-toko ini menjual segala kebutuhan masyarakat. Meski disini
mini market modern tidak ada, terdapat banyak toko kelontong yang memadai untuk kebutuhan pendatang dari kota
besar. Pasar tradisionil Ruteng, umumnya yang berdagang masyarakat dari suku
Minangkabau.
Ruteng memiliki
lapangan yang luas, juga berfungsi sebagai alun-alun – untuk berbagai kegiatan bersama
dan bersifat massal. Alun-alun tersebut berada di hadapan Kantor DPRD Manggarai
dan Polres Ruteng.
Apa saja Objek Wisata di Ruteng?
Homo floresiensis
Fosil berupa kepala
dan rangka manusia, diyakini sebagai manusia purba berjenis lain, ditemukan di
Liang Bua. Liang Bua, berada di Dusun Golo Manuk, Desa Liangbua, Kecamatan
Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, … km di utara
kota Ruteng. Liang Bua, dalam Flores diartikan sebagai gua atau liang. Di
kawasan kars ini, memang banyak terdapat gua. Tulisan lengkap tentang manusia
purba Flores ini, baca Bab … : Homo floresiensis
Kampung Adat Ruteng Puu
Kampung Ruteng
terletak di Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten
Manggarai, NTT. Dari kota Ruteng, Ruteng Puu berjarak 4.5 km saja, bisa dicapai
dengan sepeda motor. Ada 4 unit rumah adat disini. Warga dengan tangan terbuka
menerima tamu untuk berkunjung dan bahkan bermalam. Untuk kunjungan saja, tidak
dipungut bayaran. Kecuali bermalam, dengan biaya Rp. 250.000. Soal biaya, tidak
terlalu ditekankan, dikembalikan lagi keikhlasan para tamu untuk memberikan
uang.
Asal usul orang Ruteng dan Runtu
Dikutip dari https://andreyuris.wordpress.com/2010/03/12/profil-singkat-kampung-ruteng-pu%E2%80%99u/
:
Kampung Ruteng sejak dulu dihuni oleh dua klan yang berbeda,
Ata Ruteng dan Ata Runtu. Suku Ruteng dikisahkan mempunyai leluhur orang
Minangkabau, Sumatra Barat. Leluhur mereka terdiri dari Nggoang(yang
memperanakan orang Ruteng), Roang yang memperanakan orang Pitak, dan Wulang
yang memperanakan orang Leda. Mereka datang dari Minangkabau melalui
Goa(Sulawesi Selatan), kemudian menyusur melewati Bima(NTB), dan pada akhirnya
mendarat di Warloka(Manggarai Barat). Bersama juga ada leluhur orang Todo
menepi di Satar Mese. Ketika tiba di Nte’er atau Pela, leluhur orang Todo dan
leluhur orang Ruteng berpisah. Orang Ruteng meneruskan perjalanan menuju arah
timur dan menetap di Ndosor (sebuah wilayah pegunungan di bagian selatan Kota
Ruteng, sekarang di sebut poco Nenu) (Ibid, hal. 19).
Sementara historigrafi orang Runtu hanya diceritakan melalui cerita rakyat yang diturun-temurunkan. Ada kisah bahwa leluhur mereka adalah Sawu. Ia berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Setibanya di Manggarai Sawu menempati wilayah Mando Sawu. Ia memiliki dua anak, Sawu Sa yang laki-laki dan Riwe yang perempuan (Robert Syukur, Adak Penti Compang Ruteng: Sebuah Simbol Ziarah Pencarian Diri Orang Ruteng, unpublicated, hal. 12). Ada keyakinan bahwa mereka yang pertama menempati kampung itu dan membangunnya, yang mereka sebut Beo Ruteng atau kampung Ruteng.
Sawah Jaring Laba-laba
Ketika membuka Google
Earth dalam pengambilan data navigasi untuk mengekplor kawasan Pulau Flores,
ditemukan persawahan yang pematangnya seperti jaring laba-laba, atau seperti
jari-jari. Sawah dengan pola jarring laba-laba tersebut, yang kemudian di bahasa
Inggris-kan menjadi spider web rice field,
dalam bahasa lokal disebut lodok.
Pola pembagian macam itu, disebut lodok, sebagai tanah ulayat yang dipakai secara
adat. Sistim adat macam itu masih diterapkan.
Memang bentangan sawah
macan itu menjadi unik untuk disaksikan. Dan keunikannya tersebut, menjadi salah
satu menu wisata disana. Sawah lodok, banyak ditemukan di kawasan Kabupaten
Manggarai – yang berdampingan pola persawahan umum.
Untuk dapat
mengabadikannya, hanya pada musim awal tanam, ketika padi baru berumur 1 sampau
2 bulan tanam. Ketika padi sudah menjelang dituai, pematang jari-jari tersebut
hampir tidak kelihatan. Masa potong padi di Folres, antara bulan Oktober sampai
Desember. Curah hujan yang merata
disepanjang tahun, musim tanam disana hampir setiap tahun. Hanya saja, untuka
melihatnya, harus di posisi ketinggian.
Sawah Laba-Laba
terbaik di Ruteng, adanya di Kecamatan Cancar, meski di tempat lain juga ada.
Kuliner
Rumah makan Minang dan
Jawa banyak sekali disini. Terdapat beberapa hotel dan homestay di kota ini.
Disini banyak terdapat roti dan kue, bahkan gorengan seperti di Pulau Jawa. Kue
dan roti buatan warga setempat, ok juga rasanya.
Jaringan Komunikasi
Kawasan Ruteng
dilayani oleh layanan Telkomsel dan Xl. Telkomsel sudah jelas dengan jaringan
cakupannya luas. Sedang layanan XL, baru di perkotaan saja.
Perbankkan
Pelayanan bank, yaitu
BRI, BNI 46 dan Bank NTT. Layanan BRI, ada disetiap kecamatan.
Transportasi
Kota ini memiliki dua
terminal transportasi darat, yaitu Terminal Mena yang melayani penumpang di
bagian barat dan Terminal Carep untuk ke dan dari timur. Antar terminal,
dihubungkan dengan transportasi kota, denga titik temu di Pasar Ruteng. Juga
ada transportasi desa, dengan menggunakan mini bus. Untuk antar kota, tersedia
pelayanan travel – yang dijemput dan diantar ke alamat. Setiap penginapan
memiliki relasi sendiri untuk transportasi travel. Baik Termina Carep maupun
Teriminal Mena, memiliki fasiltas menunggu yang cukup nyaman bagi penumpang.
Terminal Mena berada di ruas Jalan Raya Ruteng – Labuan Bajo, sedangkan
Terminal Carep berada di Jalan Raya Ruteng – Bajawa.
Jarak antar Kota dan
antar Objek Wisata
Ø Ruteng
– Labuan Bajo :
120 km
Ø Ruteng
- Aimere :
100 km
Ø Ruteng
– Bajawa via Aimere :
135 km
Ø Ruteng
– Dintor :
102 km
Ø Ruteng
– Liang Bua :
14 km
Ø Ruteng
– Kampung Adat Ruteng Puu : 4.5 km
Ø Ruteng
– Sawah Laba-laba Cancar :
16 km
Ø Ruteng
- Kampung Adat Todo : 40 km
Powered by Wikiloc
No comments:
Post a Comment