Catatan Rizal Bustami
DARI SAR MAHASISWA YARSI
Malam Senen (01/02/2009 ), sekitar jam 22.00 saya ditelepon Bung Tole, agar datang ke Sekretariat Wapala Universitas Pakuan Bogor. Bung Tole memberitahukan, bahwa mahasiswa Yarsi tersesat di Gunung Salak, di sekitar Cimalati. Saya diajak ke sana . Namun, karena Land Rover saya malam itu tidak siap pakai, maka saya ke kampus pagi - keesokan harinya dan Bung Tole sudah ke lokasi mencari data. Selanjutnya, kami terus berkomunikasi. Saya merasa tenang, karena di lokasi ada Boyke dan teman-teman lainnya yang berpengalaman menangani Respon Darurat macam itu.
Kehadiran Kang Herry Macan dan Asep “Wanadri”, memperkuat operasi pencarian tersebut. Tercatat hampir 200 orang civitas alam bebas yang hadir sampai hari kedua operasi digelar.
Bermula dari pesan singkat yang disampaikan oleh salah seorang pendaki gunung mahasiswa Yarsi kepada temannya di Jakar ta , membuat Civitas Alam Bebas, aparat dan keluarga kalang kabut. Pencarian yang diparksai oleh Siaga SAR Wapalapa tersebut, membuat warga masyarakat sekitar Gunung Salak tanggap dan siaga pula. Terasa betul oleh saya, bagaimana masyarakat setiap persimpangan jalan menuju lokasi Poskodal, memberikan tuntunan jalan. Disetiap pintu masuk pendakian, warga masyarakat siaga pula. Ketika pulang dari lokasi, masyarakat di sepanjang jalan melambaikan tangannya.
Operasi SAR tersebut mendapatsorotan yang serius dari pers. Tayangan televisi jalannya operasi pencarian, jadi perhatian masyarakat. Tapi sayangnya, pers membuat pemberitaan sesuka hatinya. Lima koran yang terbit pada hari Selasa, misalnya, membuat versi yang berbeda tentang data survivor. Hal ini tentu membigungkan masyarakat, menimbulkan rasa kawatir keluarga dan merepotkan pencarian.
Ketujuh mahasiswa tersebut sekarang sudahberada di keluarga masing-masing. Ini tentu akan menjadi pengalaman yang sangat beharga bagi mereka. Bahwa, jangan bermain-main dengan situasi darurat. Salah dalam dalam menyampaikan materi pesan, SMS iseng, akan ditafsirkan berbeda oleh penerima.
Civitas Alam Bebas dalam menanggapi SAR, baik dihutan, gunung dan sungai tidak diragukan kemampuannya. Mereka datang atas inistaif dan biaya sendiri. Mendaftarkan diri di Poskodal untuk melakukan pencarian. BASARNAS, sebagai badan yang bertanggungjawab dalam tugas kemanusiaan ini, selalu hadir dengan regu dan dukungan peralatannya. Semacam ada kesepahaman dan pengertian akan cara kerja para Civitas Alam Bebas tersebut.
Bung Tole sendiri, yang bernama kecil Agus, adalah mantan mahasiswa Universitas Pakuan. Ia abdikan dirinya terhadap aktivitas alam bebas dengan memberikan bimbingan dan dukungan terhadap “adik-adik”-nya. Pengalamannya dalam dunia SAR, mempunyai catatan panjang, termasuk Boyke, Arbin “Mounroe”, tentu sang senior, Herry Macan.
Organisasi Civitas Alam Bebas Wapalapa, memiliki Satuan Siaga SAR yang “hidup” 24 jam. Untuk tanggap darurat, Wapalapa dihubungi ke nomor telpon : 0251- 359855.
SMS terbaru yang saya terima dari Bung Tole,satu hari setelah SAR mahasiswa Yarsi, berisi : Merealisasikan gagasan Latgab (Latihan Gabungan) SAR Gunung Hutan yang tercetus di Poskodal SAR Cimalati. Latgab tersebut akan berlangsung 1 bulan penuh. Latgab mengikut sertakan rekan pers dan semua istansi terkait termasuk masyarakat setempat.
Bung Tole selaku SMC SAR Yarsi, menyatakan, daerah pencarian mahasiswa Yarsi, ditutup untuk umum guna pembenahan danpermbersihan kawasan. “Kawasan yang telah diacak-acak oleh kawan ditutup untuk dibersihkan dan guna memulihkan ekosistim kawasan,” tegas Bung Tole.
No comments:
Post a Comment