Monday, December 29, 2008
Sunday, December 28, 2008
Friday, December 19, 2008
MASJID ANTIK
Masjid Jamik,
yang tak Rubuh karena GempaMasyarakat Sumatera Barat dikenal relegius. Surau dan masjid banyak didirikan di pelosok kampung dan
Cantik dipandang dengan interior dan mimbarnya artistik. Suasana khusuk dan terkadang kesan magis diusahan agar peribadatan lebih merasuk.
Salah satu masjid tertua di Kabupaten Agam, Sumatera Barat adalah Masjid Sariak. Didirikan pertamaka kali tahun 1800-an. Semula bangunannya terbuat dari kayu kemudian diganti dengan tembok.
Meski masjid ini berlantai dua, namun tidak menggunakan kerangka besi. Bahan perekatnya bukan pula semen, melainkan dari kapur sirih yang dicampur dengan pasir. Lantai dasar masjid dipergunakan untuk ibadah sehari-hari, seperti shalat
Pada komplek masjid terdapat satu buah surau atau langgar tempat belajar mengaji bagi anak-anak, satu buah rumah guru agama, satu buah rumah garin dan satu buah menara yang artistik pula. Sayangnya, masjid yang diperkaya khasanahnya dengan sebuah kolam yang cukup luas itu, tidak diketahui oleh masyarakat setempat tentang sejarah keberadaannya.
Darlis St. Rajo Mudo (67 tahun), salah seorang warga Negeri Sariak, hanya mengetahui bahwa masjid tersebut didirikan tahun 1901 dan lama pengerjaannya tiga tahun. Cerita pembangunan mesjid tersebut bukanlah diwarisi dari leluhurnya, melainkan dari salah seorang pekerja bangunan yang masih hidup. Pekerja tersebut secara kebetulan bertemu dengannya di sebuah tempat perburuan pada tahun 1984.
Bekas kuli bangunan masjid itu bernama Malin Sutan. Waktu bertemua dengan St. Rajo Mudo Malin Sutan ia telah berusia 117 tahun (1984). Dan yang dapat dituturkan oleh Malin Sutan hanyalah kapan masjid tersebut dibangun dan selesai. Yang jelas, kata penduduk setempat, masjid didirikan lantaran di kampungnya ada seorang ulama besar yang bernama Buya Angku Pasia. Buya Angku Pasia kebetulan guru sekolah agama pada salah satu pesantren di Kecamatan IV Angkat Candung (Tarbiyah Pasir).Tanah tempat mesjid kini berdiri pemberian Dt. Palindih yang ia wakafkan. Dt. Palindih masih bersaudara dengan ulama besar itu mendukung pula menyerahkan tanah kaumnya.
Seperempat abad setelah berdirinya masjid, tahun 1926 gempa bumi vulkanik dengan kekuatan 6,5 S.L, yang terkenal dengan gempa Padang Panjang, menggoncangkan seluruh bangunan di sekitar Gunung Merapi.
Ajaibnya, bangunan masjid tersebut tidak mengalami apa – apa, kecuali menara masjid yang mirip dengan menara masjid Kudus roboh separohnya. Pada sisa bangunan menara, dibangun saja kuncup atap seperti sebelumnya. Sehingga tinggi menara tidak lagi setinggi pertama sekali dibuat. Kubah baru tanpa menggunakan pipa besi untuk penyangganya. Untuk perekat tembok masih mempergunakan kapur sirih. Masjid lama berarsitektur asli dengan bentuk atap punden berundak.
Masjid Jamik yang lebih dikenal dengan Masjid Taluak terletak di Nagari Taluak, Kecamatan Banuhampu Sungai Puar, Kabupaten Agam. Dari
Bendungan yang disebut penduduk setempat dengan "pakok-an" dikerjakan secara bergotong-royong. Bahkan penduduk nagari tetangga berpartisipasi pula dalam pekerjaan besar tersebut. Batu-batu diangkut dari dalam jurang, dan tanah diuruk. Diatas bendungan itulah kini Masjid Jami Taluak berdiri.
Masjid Jamik Taluak dimanfaatkan oleh masyarakat dari tiga buah jorong (desa), begitu pula dalam pembagian jabatan kepengurusan masjid tersebut. Biasanya, yang menjadi Imam masjid adalah ulama dari Jorong Taluak Mudiak, Kadhi dari Taluak Ilia (tempat beradanya masjid), dan Khatib dari Tanjuang Alam-Jambu Air.
Dalam sejarahnya masyarakat ketiga jorong inilah yang membangun mesjid ini. Rizal Bustami / Foto : Agus Blues
Wednesday, December 17, 2008
Tuesday, December 16, 2008
KUNJUNGAN KE CISOKA
Kami melayani kunjungan ke Tambang Emas Rakyat Cisoka dengan mobil Land Rover. Dapatkan pengalaman yang seru, menggapai puncak bukit, menuruni lembah untuk melihat dari dekat koloni penambang emas. Lama perjalanan 1 hari penuh. Berangkat jam 06.00 dari Bogor. Tujuan ke arah Rangkas Bitung. Baca artikel lengkap dan foto : Tambang Emas Tradisionil Cisoka.
Nasi Goreng Cantigi
Nasi Goreng Cantigi
Tanpa VEKSIN !
Rasanya sayup – sayup sampai ke rendang. Dasarnya adalah Nasi Goreng Padang.
Nasi Goreng Cantigi diolah dengan kesungguhan. Mulai memperlakukan bawang, sampai menatanya di piring. Cara membuatnya :
Bawang merah dan daun bawang diiris. Sedangkan bawang putih diulek. Bawang ditumis sampai wangi, lalu dibubuhi cabe giling, garam dan rempah – rempah kering. Kemudian diberi kecap.
Memperlakukan bumbu dan rempah amat penting dalam memasak. Misalnya, bawang putih diiris, bawang putih digiling, bawang putih dibelender - dengan bawang putih diulek akan berbeda hasilnya. Bawang putih diulek lebih wangi dan lebih menggurihkan makanan.Urut-urutan memasukkan bumbu pun harus mendapat perhatian. Masukan terlebih dahulu bawang putih, baru kemudian bawang merah, daun bawang, seledri, cabe dan bumbu.
Setelah matang matang, nasi goreng ditata dipiring. Diberi kerupuk merah khas
Sifat bumbu dan rempah
Tumisan bawang memberikan keharuman. Khusus bawang putih, selain memberikan keharuman akan menggurihkan. Kecap manis cukup 1/2 sendok makan. Kecap terlalu banyak, justru menghilangkan rasa bumbu dan membuat lidah jenuh. Keharuman bawang putih bisa kalah bila mentumisnya disatukan dengan yang lainnya. Maka, dahulukanlah memasukkan bawang putih ke penggorengan.
Cantigi Peace memberikan sedikit rahasia ketimun dan kerupuk merah dalam nasi goreng ini. Tidak semua oang menyukai ketimun, namun aroma ketimun dapat merangsang selera makan – bila dipadukan dengan makanan berbumbu kare. Sedangkan kerupuk merah, supaya rasa nasi goreng dimulut “berharmonisasi”. Dengan kata lain, “tingkah gendang” saling mengisi karena rasa kerupuk cendrung tawar.
Veksin sangat tidak diperlukan – merusak kesehatan. Veksin digunakan oleh orang yang tak lihai memperlakukan bumbu. Oleh : Kedai Kopi Cantigi
Teh Telor
Tidak logis ini makanan. Apalah rasanya bila telur dicampur dengan teh. Bayangkan saja, teh dengan telur sebagai minuman. Kesan pertama tentu anyirnya telur. Tapi, nanti dulu ! Jangan terburu-buru menghakimi rasanya sebelum mencicipinya.
Ini minuman berasal dari Minangkabau. Orang Minang sudah terkenal kelihaiannya meracik menu makanan, sebagaimana kejeniusan masyarakat Jawa membuat jamu untuk berbagai pengobatan. Ini minuman, benar – benar terbuat dari telur yang dicampur dengan air teh.
Proses pembuatannya, kuning telur diambil, dikocok dengan gula sampai pekat dimama gula menyatu dengan telur. ¬ Agar anyirnya hilang, dan rasanya enak, kocokan telur dibubuhi vanili putih, vanili kuning, bubuk coklat dan rempah-rempah - kemudian susu. Teh digodok dengan daun pandan. Kocokan telur yang sudah siap, disiram dengan air teh.
Rasanya mirip – mirip kue bolu
Di Sumatera, minuman ini populer. Bermanfaat bagi tubuh, terutama untuk meningkatkan stamina bagi pekerja berat dan begadang. Bahkan, wanita yang baru melahirkan anak dibuatkan teh telur. Minuman “ajaib” ini, mampu meningkatkan vitalitas, karena mengandung hormon. Mengandung nutrisi, kalori tinggi dan kafein. Yang penting, minuman ini tidak merusak kesehatan sebagaimana miniman suplemen energi.
Sifat rempah dan Penyedap
Daun pandan dan vanili putih untuk pengharum. Vinili kuning memberikan kesan mendalam di lidah. Bubuk coklat sebagai penyambung semua kandungan dalam minuman tersebut sehinga teh telur terasa menjadi padat. Oleh : Kedai Kopi Cantigi
MENU KEDAI KOPI CANTIGI
Menu Kedai Kopi Cantigi
Menu Kedai Keopi Cantigi tidak seberapa banyak, sebagai penamping ngobrol-lah ! Namun, makanan dan minuman dibuat dengan cara / pakem aslinya, artinya diolah secara tradisionil - tidak memakai alat modern. Yang lebih penting lagi, makanan dan minuman higines dan sehat. Menu di Kedai Kopi Cantigi tanpa Veksin atau MSG.
Menu Kedai Kopi Cantigi :
- Nasi Goreng
- Mie Goreng
- Mie Rebus
- Teh Telor / Kopi Telor
- Kopi Hitam
- Kopi Susu
- Teh
- Soft Drink
Kedai Kopi Cantigi siap melayani makanan siap saji untuk acara outbound, camping, dan acara bersama di lapangan.
AIR TERJUN CIBEUREUM
Jalan Jalan Ke Air Terjun Cibeureum
Memasuki jalan setapak menuju Air Terjun Cibereum, resapi keadaan dan lingkungannya. Biarkan kulit, pikiran meresapinya. Satukan diri dengan alamnya.
Pengunjung akan mendapatkan pengalaman batin yang mendalam begitu berada di sini – setelah meninggalkan lingkungan keseharian.
Air Terjun Ciberieum berada di Taman Nasional Gede Pangrango. Tidak seberapa jauh dari hiruk – pikuk
Dari pintu gerbang Taman Nasional, letak air terjun hanya 2.7 km dan lama tempuh sekitar 1 jam berjalan kaki. Jalan setapak ke air terjun lapang dan aman. Jalan dilengkapi dengan pal-pal sebanyak 28 buah – yang dimulai dengan HM 00. Setiap Pal, oleh pengelola Taman Nasional ditandai dengan koleksi tanaman yang ada disitu. Misalnya di Pal HM 01, terdapat pohon Kitembang Merah (Syzigium antisepticum). Pohon Suren (Toona sureni)
Selanjutnya :
HM 02 : Pohon Saninten (Castanopsis argentea), buahnya berduri.
HM 03 : Pohon Muncang (Ostodes paniculata), buahnya disukai tupai. Pandan (Pandanus furcatus),
Rotan Badak (Plectocomia eloagata).
HM 04 : Pohon Beleketebe (Sloanea sigun), Konyal / Markisa (Passiflora suberosa)
HM 05 : Kumpulan pohon-pohon merah, daunnya enak dimakan. Pohon Rasamala (Altingia exelsa), “sang raja hutan pegunungan.”
HM 06 : Paku Rane (Selaginella opaca), Pohon Suren (Toona sureni)
HM 07 : Paku Siur (Cyathea latebrosa), Pohon Manglid (Manglietia glauca), Pohon Jelatang (Dendrocnide stimulans).Daunnay beracun.
HM 08 :Tanaman Babakoan (Eupatorium sordidum). Daun berbulu, bunga ungu. Janitri (Elaeocarpus
HM 09 : Pohon Panggang cucuk (Trevesia sundaica), Pohon Mareme (Glacchihion cyrtostylum), Rotan badak
(Plectocomia elongata).
HM 10 : Pohon Jamuju (Dacrycarpus imbricatus), Sirih Areuy, obat sariawan
HM 11 : Pohon Darangdan (Ficus cuspidate), Pohon Walen (Ficus ribes)
HM 12 : Babakoan (Eupatoriumsordidum), Pacar tere atau Pacar air (Impatien palttypetala)
HM 13 : Tapus (Amomum coccineum), jahe-jahean sebagai obat demam
HM 14 :Anakan Hariang hijau (Begonia isoptera), Pohon Jamuju (Dacrycarpus imbricatus)
HM 15 : Lobelia angulata, tanaman merayap
HM 16 :Telaga Biru (sebelah kanan). Istirahat disini, nikmati kebeningan airnya. PohonPuspa (Schima wallichii),
HM 17 : Walek adep / Klingkilaban (Mussaenda frodonsa)
HM 18 :Terjadi perubahan keadaan. Udara makin dingin. Tumbuhan Cangkok (Curculigo capitulate), dan
sebagainya.
HM 19 : Disediakan jembatan kayu untuk memudahkan pengunjung berjalan. Dibawah jembatan terdapat rawa.
Kirinyuh, Nampong (Eupatorium riparium). Pohon Pakis / Pohon Paku (Cyathea latebrosa). Bisa
dimakan dan enak. Terdapat macam-macam pakis disini. Pohon Pencekik merambat (Fragraeablumei),
tumbuh di batang Manglid / Baoro (Manglietia glauca). Buah Kiterong,makanan monyet danowa.
HM 20 : Memasuki daerah Rawa Gayonggong. Jika cuaca baik, dapat dari sini dapat menikamti pemandangan
Gunung Pangrango.
HM 21 : Masih di Rawa Gayonggong. Terdapat tumbuhan Pisang liar (Musa acuminate),dan Tebu liar.
HM 22 : Palem bingbin (Pinangga coranata),
Kileho canting (Saurauja pendula).
Sumber buku Cibodas ke Cibereum, terbitan Taman Nasional Gede Pangrango
/ Rizal Bustmai / Foto : Alfan Noviar)
Kami siap mengantar dan menyediakan kebutuhan pengunjung ke Air Terjun Cibeureum. Datangi Kedai Kopi Cantigi di Pasar Wisata Cbodas.
Monday, December 15, 2008
MOUNTAIN BIKE : Bersepada di Kebun Raya Cibodas
Pedistaraian Kebun Raya Cibodas, memanjakan pengunjungnya. Menelusuri kebun raya yang terkenal di dunia ini, menjangkau seluruh kawasan. Hamparan rumput, pohon-pohon tua berlumut, koleksi tanamannya dapat dinikmati dengan jalan kaki, bahkan dengan kendaraan roda empat bagi orang pemalas. Menikmati keindahan Kebun Raya Cibodas dengan sepeda, perlu dicoba. Selain sehat, daya jelajah lebih luas dan lama tempuh lebih cepat. Selain itu, tentu akan mendapatkan suatu pengalaman pribadi yang mengesankan bagi keluarga. Memang di beberapa ruas jalan terdapat pendakian dan penurunan, namun tidak panjang. Ketika harus mendaki, sepeda bisa dituntun. Pengunjung yang hendak mencoba bersepeda di Kebun Raya Cibodas, tidak perlu repot-repot membawa sepeda. Di Pasar Wisata Cibodas, tersedia sepeda yang dapat disewa. Sepeda yang ditawarkan, jenis sepeda gunung - yang terjaga kuwalitasnya.
Lokasi Kebun Raya Cibodas-LIPI berada di Kaki Gunung Gede Pangrango pada ketinggian ± 1300-1425 dpl, dengan luas 125 ha yang berhawa sejuk dengan panorama indah, temperatur rata-rata 18° C, kelembaban 90% dan curah hujan per tahun 3380 mm. Hanya dengan 3 jam perjalanan dari Jakarta (± 100 km) dan 2,5 jam perjalanan dari Bandung (± 80 km), kebun dengan luas 125 ha ini akan menjadi tempat nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lain. Sumber LIPI / Rizal Bustami / Foto : Krisna
-
LAPORAN PERJALANAN : Apa saja di Baduy ? Wisata Budaya dan Wisata Alam tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Sepanjang...
-
Saya baru-baru ini saja bisa mengendarai sepeda motor dalam arti sesungguhnya. Dengan kata lain, status pemula. Namun, dalam hitungan bulan,...