Lokasi Longsor Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah
Lokasi longsor KARANGKOBAR
Data berasal dari http://geospasial.bnpb.go.id/, dikonversi ke: GarminMapsource, Google Earth dan Geopasial Indonesia. Koordinat berasal dari BNPB dengan angka: 7 ° 16'56.21 "S 109 ° 43'22.80" T. Dibawah ini melekat lokasi peta format JPEG dan
Semoga berguna dan tidak menyesatkan ....
Link peta: http://www.wikiloc.com/wikiloc/view.do?id=8454316
Tuesday, December 16, 2014
Sunday, October 05, 2014
Mengenal Joshua Wong
(Sumber BBC, 2 Oktober 2014)
Di usia 15 sudah mendirikan kelompok yang bertujuan agar pelajar memiliki hak politik.
Penampilannya sepintas tak meyakinkan: kerempeng, berkacamata, tampak lugu, jauh dari gambaran aktivis perjuangan -apalagi kalau dibandingkan dengan para pendekar kung fu seperti digambarkan dalam film-film shaolin, misalnya.
Namun dia digambarkan sebagai 'ekstrimis dan badut' oleh pemerintah Cina, karena Joshua Wong sedang mencoba memimpin sebuah revolusi sosial negerinya.
Dia tinggal di Hong Kong, daerah yang diperintah Inggris hingga 1997, dan sekarang diandaikan menjadi daerah otonom China.
Namun Cina dipandang sedang mengikis otonomi dan kebebasan di Hong Kong.
Yang jadi gara-gara adalah keputusan Cina, bahwa dalam Pemilu pertama Hong Kong 2017 mendatang, semua calon harus lebih dahulu disetujui psebuah badan yang dibentuk pemerintah Cina.
Maka Joshua, sebagaimana ratusan ribu warga Hong Kong lain, turun ke jalan melakukan protes.
"Rakyat tidak perlu takut pada pemerintah mereka," katanya, mengutip film V for Vendetta, Justru "pemerintah yang harus takut pada rakyat mereka."
Dampak politik
Di usia 15 tahun, ia dan beberapa temannya membentuk sebuah kelompok yang disebut Scholarism bertujuan, katanya, untuk memberikan suara politik pada kaum pelajar.
Pelajar dan mahasiswa, berunjuk rasa lebih awal dari yang direncanakan kelompok Occupy Central
"Meskipun pelajar masih di bawah umur, non-profesional dan tak memiliki status sosial," ia menjelaskan salam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Hong Kong. Mereka tetap memiliki peran untuk ambil bagian dalam kebijakan pemerintah."
Dan gerakannya ternyata memberikan dampak langsung pada politik Hong Kong.
Pada tahun 2012 kelompok itu memimpin aksi 120.000 siswa yang berunjuk rasa dan dalam gerakan bersama kelompok lain berhasil membatalkan program pendidikan nasional pro-Cina dengan menduduki kantor-kantor pemerintah.
Kacamata, kaos, celana pendek, sepatu kets, adalah ciri khasnya
Para pemimpin politik terpaksa menunda rencana yang dirancang untuk mengajarkan siswa tentang doktrin Partai Komunis Cina, "maju, tanpa pamrih dan bersatu".
Sekarang, dua tahun kemudian, ia memimpin aksi protes terhadap keputusan bahwa Cina akan menentukan calon yang tampil dalam Pemilu Hong Kong mendatang.
Joshua Wong berpendapat hal itu membuat Hong Kong hanya semidemokrasi dan menyerukan teman-temannya untuk lebih peduli pada politik.
Ia yakin pelajar adalah orang-orang yang paling tepat untuk menyebarkan pesan itu, karena mereka 'idealis'.
Ancaman keamanan
Pesannya jelas, dia menginginkan masyarakat bebas di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk mencalonkan dan memilih kepala eksekutif Hong Kong. Sederhananya, ia ingin demokrasi.
Dia mengatakan protes damai adalah hal yang ideal, tetapi terkadang diperlukan juga pembangkangan sipil.
Jadi, ia dan mahasiswa lain memblokir pusat Hong Kong, mogok kuliah, dan justru berkumpul di jalanan.
Demonstrasi besaran-besaran Hong Kong asalnya digagas kelompok Occupy Central untuk dilancarkan pekan ini, tapi anggota kelompok yang dipimpin Joshua Wong justru melancarkan unjuk rasa lebih awal.
Jadi, kata Benny Tai, salah satu dari tiga penyelenggara utama gerakan Occupy Central, mereka "bukannya mendorong para pelajar untuk bergabung, justru sebalikna kami didorong oleh para pelajar untuk bergabung."
"Kami tersentuh dan terharu oleh aksi para pelajar."
Dan sekarang, Joshua Wong -pemuda berkacamata berusia 17 tahun itu- oleh partai Komunis yang berkuasa resmi digolongkan sebagai ancaman bagi keamanan.
Dia salah satu dari 78 orang yang ditangkap setelah memimpin aksi di kantor-kantor pusat pemerintah, dan ia ditahan selama lebih dari 40 jam tanpa dakwaan.
Tekad Joshua
Pemerintah meminta pengadilan untuk terus menahannya, karena membebaskannya akan mengganggu penyelidikan lebih lanjut, tetapi pengadilan menolak. Menurut pengadilan, penahanannya adalah sah, tetapi menahannya lebih lama merupakan tidakan melanggar hukum.
Joshua Wong dilepaskan, namun polisi mengatakan mereka masih berhak untuk memprosesnya atau menangkapnya lagi.
Kuatir bahwa jaringan seluler dimatikan, Wong melancarkan tindakan pembangkangan lain dengan menyerukan pendukungnya untuk mengunduhaplikasi yang disebut Firechat.
Ditahan 40 jam, polisi terpaksa melepasnya karena upaya memperpanjang penahanannya ditolak pengadilan.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi kendati tanpa akses internet. Dan sejak hari Minggu, sudah diunduh warga Hong Kong lebih dari 100.000 kali.
Meskipun mengalami kelelahan dan memar-memar setelah dilepaskan dari tahanan polisi, Joshua Wong telah bersumpah untuk kembali kepada kawan-kawannya dalam unjuk rasa untuk "bergabung dengan perjuangan."
Dan dia menyampaikan tekad ini kepada para pendukungnya: "Kita harus memperlakukan setiap pertempuran sebagai pertempuran yang mungkin yang terakhir. Hanya dengan begitu kita akan memiliki tekad untuk berjuang melawan."
Sumber artikel : www.bbc.com
Sumber foto : www.cnn.com, www.reuters.com, www.bbc.com, www.nbcnews.com, www.forbes.com, www.en.wikipedia.org
Saturday, October 04, 2014
Nikon Coolpix AW120
Coolpix AW120, Camera “Super Sekali”
Nikon Camera, baru saja mengeluarkan seri Coolpix AW120. Saya sedang memakai camera ini. Pendapat saya tentang camera ini “super sekali”.
Sebagai pemakai aktiv, akan saya terangkan apa saja yang dilakukan oleh camera ini.
Saya sebagai orang yang aktiv di kegiatan outdoor, apakah itu bersepeda, off road, traveling, maupun bekerja sebagai tenaga survey di lapangan. Dalam berkegiatan hoby dan bekerja, semua perlengkapan saya tahan jatuh, tahan debu, dan tahan air. Peralatan macam itu, saya temukan di Sony Ericsson Xperia Active, Samsung B1200, GPS Garmin, dan terakhir Coolpix AW120.
Coolpix120 sudah memenuhi kebutuhan saya sebagai petualang. Pertama, gambar yang dihasilkan bagus, meski tidak sehebat camera SLR. Bagi saya kwalitas gambar tidak perlu bagus-bagus amat, asalkan camera tersebut memiliki kelengkapan lain dan berukuran kecil. Kedua, AW 120 dilengkapi dengan GPS. Ketiga, AW 120 dilengkapi peta. Keempat, AW 120 tahan terhadap suhu minus 10 C. Kelima, AW120 mempau menyelam sampai kedalaman 18 meter. Keenam, AW120 mampu bekerja sampai di ketinggian 5000 dpl.
Empat hal yang paling menarik pada AW120 adalah : GPS, Peta, kedalaman laut, ketinggian, dan suhu minus. Dua hal yang sudah saya uji, yaitu GPS dan Peta.
Mengenai AW120, saya hanya tertarik membahas tiga hal saja, GPS dan Peta yang terkandung dalam unit camera serta software.
GPS
Saya orang yang selalu membawa GPS Garmin, memandingkannya dengan kecepatan louding satelit, AW120 termasuk cepat menangkap satelit, meski di dalam ruangan. Bagitu ikon satelit muncul, dan stabil, lakukan pemotretan. Dijamin, foto akan disertai koordinat bumi dimana sesuai dengan posisi camera saat itu.
Peta
Camera disisipkan peta offline Here milik Nokia. Peta yang dipakai rinci, sebagaimana peta sajian Google Maps atau Here Maps milik Nokia. Peta bekerja tanpa jaringan GSM. Foto bisa dilihat posisinya di peta. Hanya saja, kapasitas penyimpanan foto yang dapat dilihat di peta camera 30 foto. Tapi itu tak menjadi masalah, karena semua foto bisa dilihat di peta yang terinstal di laptop. Soal ini, nanti saya bahas.
Dukungan Software
Ada dua software yang hebat untuk kelengkapan camera yang disiapakan oleh pengembang Nikon, yaitu ViewNX2 dan wmu.
ViewNX2 adalah software untuk membaca hasil jepretan camera dan memposisikannya dalam peta. Pada ViewNX2, Nikon menggunakan peta Google Maps. Foto akan terlihat dimana posisi camera mengambil gambar. Bahkan, software ini menunjukkan arah camera. ViewNX2, juga menerima hasil foto dari Sony Experia Active dan hasil foto dari GPS Garmin Montana.
Nah, hebatnya lagi, ViewNX2 bisa menerima hasil rekaman GPS Garmin. Karena AW120 tidak mencatat track, maka jika digabungkan dengan catatan GPS, wah hasilnya sungguh luar biasa. Perlu dicatat, rekaman GPS yang diterima dalam format GPX. Sebaliknya, hasil foto AW120, bisa pula dibaca oleh Garmin BaseCamp.
Wmu merupakan perangkat lunak yang disediakan untuk android. Dengan wmu, camera bisa dioperasikan oleh perangkat android yang tersambung melalui jaringan wifi. Melalui wmu, memotret bisa dari jarak jauh. Gambar akan disimpan di camera dan di perangkat android. Nah, gambar yang sudah tersimpan di perangkat andoid, bisa dilihat di Google Maps di perangkat Android.
Untuk perlu diketahui camera saku, benar-benar bisa masuk saku baju ini, adalah made in Indonesia dan berbahasa Indonesia. Meski berukuran kecil, tustel tanpa lensa ini, sangat berguna bagi yang hobby traveling, berpetualang dan untuk survey. Segeralah cari camera tersebut, karena sulit menemukannya di toko-toko camera. Berapa harganya, cari tau sendirilah.
Kesimpulan saya, apa yang saya butuhkan oleh sebuah hasil foto, sudah terpenuhi oleh AW120, setidaknya untuk sementara ini. (Rizal Bustami, pemakai)
Ilustrasi pemakaian:
Foto ini diambil di Muara Kamal dengan AW120
Data foto AW120
Ini foto diambil dengan camera Garmin Montana di Sungai Batang Hari, Jambi
Hasil foto malam dari AW120
Tech Specs....
Saturday, July 19, 2014
Sunday, July 13, 2014
Kekacauan link peta...
Terjadi kekacauan link peta ke Google Maps pada beberapa artikel di Cantigi Peace sehingga tak bisa dibuka.
Link peta tersebut sedang diperbaiki satu per satu.
Kepada pembaca Cantigi Peace admin minta maaf.
Tuesday, June 17, 2014
Sungai Ci Simuet yang tercemar...!
Di Kota Rangkasbitung, mengalir Sungai Ciujung (S6 20.947 E106 14.860). Sungai Ci Ujung (Rangkasbitung), pertemuan dua sungai, yaitu Sungai Ci Berang dan Sungai Ci Katapis. Sungai Ci Katapis berhulu di Sungai Ci Semuet.
Kita lebih ke hulu sungai ini. Sungai Ci Semuet melewati Leuwidamar (S6 29.920 E106 11.790). Lebih ke atas lagi, Sungai Ci Semeut melewati Jembatan Akar Baduy (S6 36.456 E106 15.010). Sungai tersbebut sebagai pembatas antara Baduy dengan Sobang. Sungai Ci Semeut, melewati Jalan Raya Sobang (S6 37.882 E106 17.919), selanjutnya berhulu dari Gunung Halimun.
Nah, baik secara kebetulan atau disengaja, ternyata sungai ini telah saya pintas-pintasi sampai ke Citorek. Di Citorek, sungai tersebut berada di selatan Citorek. Salah satu pintasan saya di ujung Sungai Ci Simuet, adalah pada koordinat S6 39.668 E106 20.491 di Desa Ciparasi, Kecamatan Sobang.
Karena sungai tersebut bersisian dengan Citorek, apakah sudah tercemar oleh mercury, entahlah, karena saya bukan ahlinya untuk mengatakannya.
Di Jembatan besi Jalan Sunan Kalijaga (S6 20.947 E106 14.860), air sungai berlumpur. Dimanakah sumber lumpur coklat itu ?
Di Ci Semuet Leuwidamar (S6 29.920 E106 11.790), saya menyaksikan bapak-bapak memancing ikan dan anak-anak bermain-main dengan ban dalam mobil. Di Jembatan Akar Baduy (S6 36.456 E106 15.010), saya pernah mandi-mandi di sungainya. Di Ci Simuet Sobang, sungai ini pernah abadikan dalam foto dan mengambil koordinatnya.
Pengotoran sungai tersebut sumbernya di S6 25.717 E106 13.791, Jalan Raya Leuwidamar.
Di Jalan Raya Leuwidamar, banyak terdapat lokasi penggalian pasir. Di beberapa tempat di Jalan Raya Leuwidamar, ditawarkan “Pasir Cuci”, pasir yang digali dari perbukitan. Pasir tersebut, setengahnya mengandung tanah. Untuk memisahkan pasir dari tanah, galian tersebut dicuci. Lumpur cucian pasir mengalir ke Sungai Ci Semeut. Inilah pangkal aliran sungai dibawahnya mengandung lumpur tebal, sehingga tidak bisa digunakan lagi oleh masyarakat dan terjadi pendangkalan. Sedangkan beberapa kilometer saja ke hulu, masyarakat bisa memanfaatkan sungai tersebut untuk mandi, mencuci, dan menangkap ikan.
Jalan Raya Leuwidamar pada musim hujan berlumpur, pada musim kemarau menebarkan debu. Kondisi jalan berlobang-lobang karena jalan tak kuat menahan beban truck pengangkut pasir. Keadaan ini sudah menjadi keluhan masyarakat bertahun-tahun, baik pengguna jalan, pemukiman, dan pengguna air sungai.
Di Puskesmas Cimarga, di Jalan Raya Leuwidamar, pasien terbesar, dan keluhan umum, adalah penderita radang tenggorokan (HISPA). “Ini karena kondisi jalan berdebu. Warga mengeluhkan batuk-batuk. Batuk dan radang tersebut karena polusi debu,” terang Kepala Puskesmas Cimarga.
Bukankah ini sebagai pencemaran udara dan pencemaran air ! Pencemaran dibuat oleh masyarakat sendiri. Entah masyarakat tersebut mengerti atau tidak akibat dari aktivitas penggalian pasir tersebut, atau mereka tidak peduli. Dampak kesehatan dari pencemaran udara dan air, sudah dirasakan oleh masyarakat, namun oleh mereka dianggap sebagai keluahan biasa saja.
Di Citorek saya melihat aktivitas masyarakat menggunakan zat-zat kimia yang membahayakan kesehatannya dan keluarganya. Di Jalan Leuwidamar masyarakat bergelimang debu, di sungai bergelimang lumpur.
Sejauh ini tidak ada suatu usaha-usaha penyadaran masyarakat oleh Pemerintah dan organisasi-organisasi lingkungan hidup agar masyarakat lokal sadar lingkungan sehat. LSM-LSM besar di Jakarta, tampaknya lebih tertarik kepada isu-isu besar lingkungan hidup sebagaimana perhatian mereka yang besar terhadap pertambangan, industry, gajah, badak, harimau dan komodo. Itulah LSM Mercu Suar, yang duduk di Menara Gading. (Rizal Bustami)
Lihat Sungai Ci Simuet,Lebak,Banten di peta yang lebih besar
Wednesday, June 11, 2014
"Saya, tak akan pernah lagi ke Citorek!"
Emas, Tidak Membuat Citorek Berkilau
Selepas dari Cipanas, Kebupaten Lebak, jalan mendaki yang dipagari rimbunan kehijauan. Setelah melewati jembatan Muara, perjalanan disajikan dengan jalan yang berkelok-kelok. Beberapa kampung dilewati, di pendakian jalan.
Jalan menurun, kadang – kadang tajam, sampai menemukan simpang tiga di Desa Majasari, Kecamatan Sobang, Kebupaten Lebak, Provinsi Banten. Di persimpangan, ke kanan tujuan Sobang, ke kiri tujuan Citorek.
Tujuan Citorek, jalan sedikit menurun, setelah melewati jembatan, jalan mendaki dan berkelok-kelok. Selepas pendakian, gapura selamat datang di Citorek terpampang.
Jalan yang besar dan cukup baik, kembali menurun – yang berkelok-kelok. Disebelah kanan jalan, dipagari tebing. Di sisi kiri, lembah-lembah kecil dengan persawahan. Pematang sawah dengan tanah merahnya, berjenjang-jenjang. Padi yang hija, memberikan permainan warna yang kontras, antara hijaunya daun padi, dengan kemerahan pematang sawah yang memberikan garis-garis ukiran alam. Pondok-pondok kecil bertengger di tepi sawah, menambah kelengkapan lukisan alam.
Seorang pelukis akan mencabut kuwasnya, dan menorehkannya di kanvas. Pemilik camare foto, akan membidik sudut-sudut sajian pedesaan itu.
“Satu saja keinginan saya, yaitu leyeh-leyeh di pondok kecil itu.”
Hamparan daratan yang hijau, dengan pondok-pondok kecil berkelompok, kerumunan rumah, itulah Citorek ketika pandangan ditukikkan.
“Perasaan saya langsung masgul, terunyah, kecewa, marah begitu memasuki Citorek. Kesenangan hati yang baru saja dilewati, dihadapkan dengan kekumuhan dan kekusaman. Saya masgul, dan ingin secepatnya keluar dari sini, dan gua tak ingin berlama-lama disini.”
Citorek berada di sebuah cekungan di sisi daratan tinggi Gunung Halimun. Secara administrative, berada dalam Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Rute ke Citorek ada dua, dari melalui Bayah dan Cikotok. Dari utara, melalui Cipanas. Untuk sementara ini, ke Citorek melalui Cikotok, sulit ditempuh karena jalan rusak berat, kecuali menggunakan kendaraan 4X4. Jalan dari Cipanas, layak untuk dilalui (kondisi per Juni 1014).
Citorek…!!!
Kilau emas tidak membuat Citorek berkilau…
Rumah-rumah gedong di pedesaan yang tersuruk, bagai rumah-rumah mewah di Pondok Indah Jakarta. Mobil mewah macam Pajero Sport, Mitsubishi Strada, Ford Rangers, Nissan Juki, dan mobil kelas menengah lainnya banyak terdapat disini. Inilah contoh keberhasilan penambang emas Citorek. Citorek memang dikenal sejak lama sebagai ahli tambang emas tradisionil. Masyarakat Citorek menambang ulang emas di bekas tambang yang ditinggalkan oleh Antam.
Disetiap rumah, terdapat mesin-mesin untuk memproses bebatuan yang mengandung emas menjadi emas murni. Alat prosesing tersebut, disebut “glondongan”, yaitu berupa selinder-selinder diputar oleh alat pemutar listrik (dynamo). Bongkahan batu yang sudah dihaluskan, dimasukkan ke gelondongan, dicampur dengan zat kimia, air raksa. Emas memisahkan diri, lumpur batu ditampung di kolam-kolam kecil.
Hampir semua warga Citorek bermata pencarian memproses emas. Hampir setiap rumah memiliki unit “glondongon”. Emas yang sudah matang dijual, ke toko-toko emas di Citorek yang disebt “gebosan”, atau di jual ke Rangkasbitung. Harga emas sesuai dengan standar harga emas di Rangkasbitung, atau harga di pasaran.
Citorek perkampungan yang padat dan sesak. Jalan-jalan kecil hanya semuat kendaraan roda empat, didalamnya terdapat gang-gang dengan rumah-rumah yang rapat.
Bunyi deru kletek-kletek “gelondongan”, ada dimana-mana. Suara yang terdengar siang dan malam tersebut sudah lumrah disana.
Narhadi, 45 tahun, sebagai salah seorang pelopor tambang emas di Citorek, menerangkan bahwa dulunya warga memproses emas di lokasi tambang. “Kira-kira ejak 10 tahun terakhir, warga memasang glondongan di setiap rumah. Saya pun ikut-ikutan pula,” ujar Nurhadi, yang jatuh bangun dalam usaha perburuan emas.
Apakah Ayah dua anak ini berlimpah uang? Tidak ! Rumahnya berada di ujung jalan setapak bersisian dengan sawah. Rumah kecil beton tersebut belum selesai sejak ia bangun beberapa tahun lalu. Teras rumahnya masih berupa tanah, rumah belum berplafon. Di belakang rumah, terdapat alat proses penambang emas. Dulu dia sukses sebagai penambang, sampai memiliki rumah gedong, dengan 2 mobil. Harta benda itu kemudian ia jual karena bangkrut. Sukses dan bangkrut dalam perburuan emas, sudah barang biasa disini.
Secara administrative pemerintahan, Citorek berawal dengan pemerintahan adat, yaitu Kesepuhan Citorek, salah satu dari sekian banyak kesepuhan di Kabupaten Lebak. Citorek sebagai kesatuan adat, dipimpin oleh tetua adat, disana disebut “kakolot”.
Ciri-ciri pisik desa adat Citorek tidak ditemukan dalam sekilas pandang, kecuali jalan-jalan ke belakang kampung. Di belakang kampung, disela-sela hiruk pikuk bunyi “gelondongan” dan ibu-ibu pemecah batu emas, masih bisa ditemukan leuwit (lumbung padi). Ini saja yang tersisa sebagai warisan adat Citorek.
Jalan yang berdebu dan becek, bisa dirapikan dalam sehari, tapi bagaimana dengan lingkungan setempat yang tercemar dengan limbah kimia. Kimia yang meresap ketanah, limbah yang dibuang ke sungai, tidak akan bisa dibersihakn dalam satu hari.
Suara bising saja sudah membuat polusi, bagaimana dengan air yang digunakan untuk masak, minum dan mandi olah warga. Apa yang akan terjadi 1 atau 2 generasi kedepan, jika keadaan macam itu dibiarkan saja. Dari satu sisi mamang masyarakat berpendapatan tinggi, tapi ekses dan dampak lingkungan diabaikan oleh masyarakatnya. Prilaku cuek masyarakat Citorek harus dibuang jika keturunannya akan baik-baik saja.
Kepala Puskesmas Citorek yang tidak memiliki dokter ini - yang saya temui untuk menanyakan dampak lingkungan pengolahan emas oleh masyarakat, mengatakan, “Belum ada keluhan khas dampak dari kimia proses emas.”
Mudah-mudahan saja, pihak-pihak yang ahli soal lingkungan hidup, baik itu individu, maupun Lembaga Pemerintahan seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Lembaga Swasta macam WALHI, Greenpeace, dan sebagainya, turun tangan membina masyarakat Citorek.
“Dan saya, tak akan pernah lagi ke Citorek”. (Rizal Bustami)
Lihat Citorek,Lebak,Banten di peta yang lebih besar
Foto-Foto lain Citorek...
Sunday, May 11, 2014
Permintaan Maaf...
Saya selalu berusaha menampilkan topik-topik original dan in situ (sesuai lokasi/tempat) yang baru.
Kepada pembaca setia Cantigi Peace, saya minta maaf karena saya tidak up date. (Rizal Bustami)
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
LAPORAN PERJALANAN : Apa saja di Baduy ? Wisata Budaya dan Wisata Alam tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Sepanjang...
-
Saya baru-baru ini saja bisa mengendarai sepeda motor dalam arti sesungguhnya. Dengan kata lain, status pemula. Namun, dalam hitungan bulan,...