Showing posts with label MY BOOK : Djakarta Trough The Eges. Show all posts
Showing posts with label MY BOOK : Djakarta Trough The Eges. Show all posts

Tuesday, May 05, 2009

SPECIAL PICTURE


A Ripple of Hope

Setiap kali seseorang berdiri mempertahankan idealnya, atau mencoba untuk memajukan yang lain, atau bersikap kukuh kepada ketidakadilan, dia mengirim ke depan riak kecil sebuah harapan, dan menyeberangi sesama dari berbagai sumber energi dan keberanian, riak tersebut kemudian membuat satu arus yg bisa menjatuhkan tindak kekerasan dan pemberontakan.

Sedikit saja orang yang berani menahan ketidaksetujuan dari kawannya, kecaman dari kolega mereka, kegusaran dari orang-orang disekitar. Keberanian moril adalah satu hal yang lebih langka daripada keberanian di pertempuran atau intelijen luar biasa. Namun ada satu hal yang esensial, kwalitas yang vital untuk mereka yang mau merubah keberhasilan di dunia yang susah sekali diganti. Dan saya percaya kepada generasi ini yang mempunyai keberanian dari seluruh penjuru dunia.

Bagi orang-orang yang beruntung diantara kita, ada godaan untuk mengikuti langkah yang mudah dan biasa dalam ambisi pribadi dan keberhasilan keuangan begitu agung menjalar di hadapan yang menikmati hak istimewa pendidikan.Tapi itu bukanlah jalan dari sejarah yang ditentukan untuk kita. Suka atau tidak, kita tinggal di jaman penuh bahaya dan ketidakpastian. Tetapi mereka juga mau menerima energi kreatif dari manusia di jaman dahulu…

Masa depan bukanlah untuk mereka yang puas dengan keadaan saat ini, ketidaktarikan untuk mengatasi problem yang wajar dan mempunyai kawan yang pemalu dan penakut dalam mengatasi ide baru dan proyek-proyek besar. Tetapi masa depan adalah untuk mereka yang mencampurkan visi, alasan dan keberanian di dalam komitment pribadi untuk mencapai ideal dan keberanian berusaha dari masyarakat. (Robert F. Kennedy, Jakarta 1966)

Robert F. Kennedy berkunjung ke Jakarta 2 kali dalam kunjungan resminya sebagai Jaksa Agung dan utusan Presiden Amerika Serikat. Dia memberikan kesan yang mendalam bagi warga Jakarta.

Tuesday, April 07, 2009

Demokrasi Bung, Demokrasi... !


Semua engkau boleh berkata berjuang, berjuang atas nama demokrasi !
Semua engkau boleh bertkata, gue sudah berjuang !

Indonesia telah menjadi 3 negara besar demokasi di dunia, setelah India dan Amerika Serikat. Dengan predikat sebagai negara demokrasi itu, Indonesia tidak seperti Thailand; Indonesia tidak seperti Malaysia; Indonesia tidak seperti China; Indonesia tidak seperti Singapore.

Demokrasi telah diperjuangkan dari masa ke masa dan telah didapatkan. Demokrasi menjamin hak seseorang untuk menjadi Presiden, menjadi Gubernur, menjadi Bupati / Walikota, menjadi wakil rakyat di DPRD dan DPR.
Demokrasi bisa dijadikan sebagai laboratorium politik. Politik utak-atik dan politik coba-coba.

Politik utak-atik, politik coba-coba, akan mengorbakan nasib ratusan juta rakyat Indonesia - hanya untuk kepentingan lima tahun kedudukan.
Politik utak-atik, politik coba-coba, mengkhianati pemikiran dan perjuangan para pendahulu negeri ini. Rizal Bustami)
Tengoklah foto-foto ini, biarlah foto mengatakannya…
Bang Akbar, Bang Theo, Bang Cosmas, dan Abang Abang lainnya, di foto-foto ini mungkin ada teman-teman Abang !









Monday, April 06, 2009

Merdeka Bung, Merdeka... !



Wahai saudara-saudara yang mengejar tempat duduk di MPR !
Wahai saudara-saudara yang hendak menjadi Presiden Republik ini !
Janganlah kalian jadikan diri sebagai pahlawan.
Berkacalah kepada foto-foto yang menjadi sejarah perjalanan bangsa ini.
Tahun 1928, para pemuda menyatakan bersatu dalam Sumpah Pemuda mewakili 60 juta penduduk Indonesia.
Tahun 1945,70 juta penduduk Indonesia menuntut kemerdekaan dibawah nyawa yang terancam.
Tahun 2009, 300 juta lebih rakyat Indonesia menuntut keadilan.
Keadilan, Bung !
Apa yang menjadikan kalian sebagai pahlawan ? (Rizal Bustami)







Biarlah foto-foto ini berbicara sendiri, menyampakan pesan kepada para pencari kuasa dan kedudukan.....


Thursday, April 02, 2009

JAKARTA BAUELAK.....

Foto - foto dan peta kuno yang menggambarkan perkembangan bandar bernama Jayakarta. Belanda yang menyokong VOC, membangun sebuah bandar - yang pada zaman itu termasuk pusat perdangangan penting di dunia. Peta dan foto yang mana Cantigi Peace ambil dari buku Djakarta Through The Ages ini, memberikan suatu bayangan tentang tumbuhnya sebuah kota besar. Inilah Batavia tempo doeloe. (Rizal Bustami)



Thursday, January 22, 2009

WARISAN BANG ALI


Ali Sadikin dengan Peninggalannya !

“Orang Indonesia, bangsa kerupuk,” ungkapan Bang Ali yang terkenal.
Bangsa kerupuk yang dimaksudkan Bang Ali adalah, orang Indonesia
doyan kerupuk. “Kalau makan, pasti pakai kerupuk,” sambung Bang Ali.


Itulah Bang Ali – yang sangat mengenali masyarakatnya. Ketika dia masih menjadi Gubernur DKI, ia dipuja dan dihujat sekaligus ditakuti. Namun kemudian, selepas jabatannya sebagai gubernur, ia tetap dihormati sebagai orang yang merombak wajah Jakarta dari kampung besar menjadi metropolis.

Sesekali dia datang ke Taman Ismail Marzuki. Kedatangannya tidak menentu, seolah-olah sedang Sidak. “Bang Ali besar sekali perhatiannya ke TIM. Kalau dia datang, semuanya diam, semuanya jadi tertib,” kenang Acil “Bogor”, yang belum juga menjadi alumni IKJ.

Ali Sadikin, adalah nama yang populer di Indonesia. Kepopulerannya menyamai Presiden Presiden Indonesia.
Bang Ali menjadi monumental di Jakarta dengan gagasan-gagasannya merombak Jakarta dari sebuah “kampung besar” menjadi bandar utama dunia. Pada masanyalah Jakarta mempunyai kelengkapan - sebagai kota yang modern dan berbudaya. Memang, gebrakannya memunculkan kontroversi, misalnya melegalkan perjudian dan meng-adakan lokasi pelacuran, Keramat Tunggak. Namun demikian, Ali Sadikin menjadi kenangan masyarakat setiap kaki menginjak gang-gang pemukiman dengan proyek MHT-nya, untuk mengenang M. Husni Thamrin. Jakarta mempunyai “bengkel” budaya yang produktif, yaitu TIM (Taman Ismail Marzuki). Orang Betawi dilindungi budayanya, dengan menetapkan kawasan Condet sebagai Cagar Budaya. Jakarta mempunyai Cagar Alam, Muara Angke; Jakarta mempunyai Kebun Binatang, Rangunan; Jakarta mempunyai Taman Budaya, TMII; Jakarta mempunyai wisata bahari, Ancol.
Jakarta kita kenang sebagai maha karya Ali Sadikit. Dapat disaksikan melalui masa pemerintahannya, yaitu berupa bangunan pisik yang diwariskannnya. Selaian bangunan pisik, Bang Ali meninggalkan kenangan berupa cacatan perubahan pisik Jakarta, dalam sebuah buku berukuran besar yang dinamai Djakarta Through The Ages. Buku bersampul batik berbahasa Inggris ini berukuran 40 cm x 30 cm diteritkan tahun 1969. Isinya foto-foto Jakarta tempo dulu (tempo doeloe), foto pembangunan Masjid Istiqlal, pembangunan Gedung Wisma Nusantara, Blok M tahun 70-an, Ancol dalam perencanaan. Dan, banyak lagi foto-foto Jakarta peninggalan tahun 60-an.
Penulis buku tersebut adalah Drs. R.Mohammad Ali, Fotografer F.Bodmer, Terjemahan Bahasa Inggrisoleh Dra.Damayanti Soebiakto.

Cantigi Peace akan memperkenalkan foto – foto yang terkandung dalam Djakarta Through The Age. Siapa saja boleh mengungguh foto tersebut, asalkan menyebutkan sumbernya. Foto-foto tersebut tidak digunakan untuk kepentingan bisnis. (Rizal Bustami)

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023