Monday, July 18, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab.4

ABU NASR AL-FARABI
(Wafat 339 H-950 M.)
MARET 1937

Politik-Ekonomi Siapa Bapanya? 
Al-Farabi-Ibnu chaldun-Machiavelli-Hegel-Gibbon 

Abu Nasr Muhammad bin Muhammad binauzalagh bin Thurchan, anak dari seorang pembesar militer dari Parsi. Dilahirkan di Farab, yaitu suatu negeri bahagian Turkestan. Tidaklah tahu ahli tarich tahun berapa ia dilahirkan, akan tetapi dengan yakni dapat ditentukan bahwa ia berpulang kerahmatullah dalam umur + 80 tahun pada bulan Rajab tahun 339 H. (Dec. 950 M.).

Tuesday, July 05, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XVI)


Singguluang Batu

Informasi yang disampaikan Pandeka Mukmin sebelum berkecamuknya pertempuran Kemang pada malam 15 Juni 1908, bahwa Belanda akan membantai rakyat Kamang lebih kurang dengan kekuatan seribu orang dengan serdadu bersenjata lengkap dan modern, sedangkan pada waktu jumlah penduduk Kamang tidak lebih dari empat ribu jiwa. Namun, apa yang terjadi, berpedati-pedati mayat serdadu Belanda diangkut ke Kurai, Bukittinggi. Ditaksir ada sekitar 425 orang serdadu Belanda tewas sebagai korban perang ditengah malam buta itu.

Andaikan hanya seperempat dari jumlah penduduk Kamang yang ikut berperang waktu itu, maka pertarungan dimalam buta itu dapat dikatakan satu lawan satu. Jadi jelas, bukannya rakyat yang dibantai oleh Belanda, tetapi pasukan Belandalah yang diluluh lantahkan rakyat. Berbalik arahlah penebangan, semula Westenenk berniat menghabisi rakyat Kamang penentang belasting ternyata pasukannya yang ‘habih - tandeh’, ludes oleh kaum militansi di Kamang.

Bahkan Westenenk yang bernama lengkap Lourd Constant Westenenk (L.C. Westenenk) sampai terbirit-birit menyelamatkan diri ke kolong jembatan Koto Panjang, tubuhnya ditutupi dengan daun keladi (talas). Ia diselamatkan oleh Angku Suku Marah dari Aia Tabik hingga pagi hari dalam pesakitan. Satu jarinya putus,  karena dikibas rudus anak nagari Kamang yang rambutnya tergerai bagaikan “mayang taurai – si gadih Ranti” pada saat memainkan rudusnya tersebut.


Thursday, June 30, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XV)


Badai Menjelang Subuh
Bagian 2 (habis)

Tiba-tiba dari kejauhan yang sayup sayup sampai kedengaran bunyi terompet. Dalam hening semuanya mendongakkan kepala masing-masing dengan mengarahkan pendengran untuk memastikan dari arah mana bunyi terompet tersebut. Lalu Haji Ahmad memecahakan kesunyian.
“Ayah, bunyi terompet itu kedengarannya dari arah Magek. Mungkin pasukan Mantri Warido. Kalau pasukan bantuan dari Bukittinggi tidak akan mungkin,” kata Haji Ahmad.
“Ya, ya!,” sambung Haji Abdul Manan dan Haji Jabang serentak.
“Semua pasukan harus dipersiapkan kembali untuk menyambut kedatangan pasukan sayap kanan musuh. Ini berarti pertahanan Datuak Parpatiah Nan Sabantang di Magek dapat ditembus musuh,” kata Guru Siti Maryam dan pemimpin besar perlawnan rakyat yang anti belasting itu.
 “Ada apa gerangan sehingga sekawanan buaya darat itu lepas dari perangkap Datuak Parpatiah Nan Sabantang? Kalau begitu untuk apa pula bersumpah setia sehidup dan semati?,” tanyanya lagi kemudian.
“Sekarang Bersiaplah!!! Esa hilang dua terbilang. Relakanlah tulang belulang kita berserakan di jalan. Ikhlaskanlah nyawa berpisah dengan badan sebagaimana kawan kawan kita yang sudah syuhada itu. Biarkanlah sejarah negeri ini yang memberi kata akhir sebagai pedoman dan pelajaran untuk anak cucu kita nantinya.” Begitu penafsiran dan perintah serta semangat Haji Abdul Manan dengan tak pernah pupus.

Monday, June 27, 2011

Sunday, June 26, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab.3

Bab.3
IBNU SINA
(980-1037 M)

Bila Al-Farabi telah meninggalkan pusaka yang tak ternilai dalam ilmu falsafah dan musik, maka Abu ‘Ali Husein bin’ Abdullah bin Sina tidak kurang pula meninggalkan jasa yang amat besar dalam ilmu tabib dan falsafah.

Ibnu Sina dilahirkan dalambulan Safar tahun 370 H. atau bulan Agustus tahun 980 M, di negeri Ifsina, yaitu negeri kecil dekat Charmitan. Diwaktu berumur 10 tahun, Ibnu Sina sudah hafal Al-qur’an dan mengetahui sebahagian besar dari ilmu-ilmu Islam dan ilmu nahwu.

Track Pendakian Gunung Pangrango via Geger Bentang


 

Monday, June 20, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab. 2

Bab 2. 
IBNU MASKAWAIH
   Pebruari 1937

Sedikit perbandingan dengan Schopenhauer -, sigmund Freud.
Psycho-analist – Introspectieve Methode.

Abu ‘ali al-Chazin ahmad bin Muhammad bin Ja’cuc terkenal dengan nama Ibnu Maskawaih, berasal dari Persi, hidup diawal abad ke 5 (Hijrah) (wafat th. 421 H.). Ibnu Maskawaih tadinya beragama Majusi, kemudian masuk Islam.

Mazhab aristoteles.
Ibnu Maskawaih, salah satu dari ahli-ahli fikir yang memberi bekas dalam sejarah kebudayaan. Ia mempunyai ilmu tentang kultur purba dengan luas dan sempurna. Selainnya seorang filosof, ia juga seorang penyair yang masyhur.
Seperti sebagian filosof-filosof Islam yang lain, gemar kepada falsafah Yunani, Ibnu Maskawaih mendekati mazhab aristoteles, seperti juga mereka yang gemar kepada falsafah ketasaufan (mutasawwifin) belakangan menurut mazhab al-Ghazali, dan mereka yang gemar kepada falsafah-amaliyah menurutkan mazhab Ibnu Chaldun.

Friday, June 17, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XV)

Badai Menjelang Subuh
Bagian 1



JALU-JALU adalah sejenis tumbuhan rambat yang tumbuh liar di rimba-rimba, buahnya menjadi konsumsi burung. Tapi, bagi pemuda di Minangkabau telah menjadi pokok pantun yang didendangkan setiap mengakhiri sebuah acara, biasanya dalam mengakhiri acara bergurau saluang. Saluang merupakan alat musik tiup tradisional asli Minangkabau daratan, dari Luhak Agam. Dendang jalu-jalu dinyanyikan ditengah malam menjelang subuh hari sebagai lagu perpisahan;

“Jalu-jalu di dalam parak,
makanan anak tiuang rimbo.
Sagitu dulu oi... urang banyak,
bapisahlah dulu kito samantaro.”

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023