Foto : Antara News |
Gajah mati lagi di Aceh Jaya
Antara News, Selasa, 15 Mei 2012
Kematian satwa berbelalai dan dilindungi itu merupakan kasus
ke dua selama tiga pekan terakhir. Satu gajah sumatera (Elephas maximus
sumatranus) jantan ditemukan tewas di Gampong (desa) Pante Kuyun Kecamatan
Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.
Pejabat di Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Aceh
Jaya, Armidi, yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa mengatakan, satwa
dilindungi itu ditemukan tewas di salah satu kebun kosong yang berjarak sekitar
750 meter dari pemukiman penduduk Desa Pante Kuyun.
"Informasi dari warga gajah itu saat turun dari gunung
sudah sempoyongan, kami belum dapat memastikan penyebab matinya gajah
itu," kata Armidi.
Sementara itu, Koordinator Conservation Respon Unit (CRU)
Aceh Jaya, Fendra, juga mengatakan telah mendapat informasi tentang tewasnya
satwa dilindungi itu.
"Besok kami akan mengerahkan personil ke lokasi dan
menyelidiki sebab kematian gajah jantan dewasa itu," kata Fendra.
Fendra mengatakan kematian satwa berbelalai dan dilindungi
itu merupakan kasus ke dua selama tiga pekan terakhir.
Sebelumnya pada 29 April 2012 satu gajah betina yang
diperkirakan berusia 25 tahun juga ditemukan tewas di badan jalan lintas SP
IV-SP V Gampong Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya.
"Diduga gajah betina yang masih menyusui anaknya itu
mati akibat diracun, saat ditemukan badannya membiru, mulutnya berbusa dan
dubur juga mengeluarkan darah," kata Fendra.
(KR-IRW/H011), Editor: Ade Marboen, COPYRIGHT © 2012
Hentikan perburuan gading gajah di Aceh
Antara News, Rabu, 16 Mei 2012
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) meminta aparat
berwenang segera menghentikan perburuan gading gajah menyusul ditemukan bangkai
satwa dilindungi itu di pedalaman Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh.
"Penemuan bangkai gajah jantan itu mengindikasikan
proses perburuan terhadap gading masih terjadi. Jika dibiarkan, akan berdampak
punahnya satwa dilindungi tersebut," kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh
T.M. Zulfikar di Banda Aceh, Rabu.
Hal tersebut disampaikan menanggapi temuan bangkai gajah
jantan tanpa kepala dan gading di alur (sungai kecil) Oen, Desa Pantee Kuyun,
Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya, Rabu.
Ia menilai kasus kematian gajah betina di Aceh Jaya beberapa
waktu lalu akibat diracun, maka kemungkinan besar terkait dengan bangkai gajah
jantan yang mati tanpa kepala dan gading.
"Artinya, jika gajah jantan dan betina yang mati itu
dikarenakan termakan racun, ada korelasi bahwa kedua satwa tersebut memang
diburu untuk diambilkan gadingnya. Namun, semuanya itu kita berharap adanya
penyelidikan dari pihak berwenang," kata dia.
Namun, kata dia, kematian gajah betina beberapa waktu lalu
bukan sasaran dari upaya peracunan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, aktivis lingkungan juga meminta aparat penegak
hukum serius menyelidiki dan memburu pelaku yang telah menyebabkan kematian
satwa dilindungi tersebut di Aceh Jaya.
"Itu juga merupakan kejahatan lingkungan yang tidak
boleh dibiarkan. Kalau tidak, kehidupan satwa dilindungi khususnya gajah tidak
hanya terancam, tetapi akan punah. Oleh karena itu, diperlukan keseriusan
penegak hukum untuk mengusutnya," kata T.M. Zulfikar.
(A042), Editor: Ella Syafputri, COPYRIGHT © 2012
Kedua artikel dan foto-foto ini diambil dari Antara News, Rizal Bustami