Suara Suara Anak Rantau
“MEDAN BAPANEH” DAN PERLUASAN KOTA BUKIKTINGGI
Pengantar dari Redaksi
Zulfikar, seorang asal Bukittinggi, Sumatera Barat, sorang ahli Tata Ruang
“MEDAN BAPANEH” DAN PERLUASAN KOTA BUKIKTINGGI
Pengantar dari Redaksi
Zulfikar, seorang asal Bukittinggi, Sumatera Barat, sorang ahli Tata Ruang
yang tinggal di rantau, mengajak semua pihak untuk duduk
bersama memikirkan pembenahan kota Bukittinggi secara
sungguh-sugguh. Bukan berdasarkan tujuan politik dan PAD.
Latar Belakang Masalah
Bukit Tinggi sebaiknya tidak ditulis demikian tapi Bukiktinggi karena itulah generik dari nama kota tersebut. Ini merupakan langkah awal untuk 'Baliak Banagari' (bukan Baliak Ka Nagari). Kota Bukiktinggi sejak dulu dikenal sebagai 'Koto Rang Agam'. Substansi dari historis kalimat tersebut seyogyanya menjadi acuan bagi masyarakat yang berada dalam satu kesatuan geo-sosio-eko-kultural 'Agam' dalam membangun wilayah ini ke depan. Cukup banyak sejarah orang Agam yang dapat dijadikan titik ikat (benchmark) dalam membangun wilayah 'Agam' yang pusat pertumbuhan/ pelayanannya adalah Bukiktinggi.
Bukit Tinggi sebaiknya tidak ditulis demikian tapi Bukiktinggi karena itulah generik dari nama kota tersebut. Ini merupakan langkah awal untuk 'Baliak Banagari' (bukan Baliak Ka Nagari). Kota Bukiktinggi sejak dulu dikenal sebagai 'Koto Rang Agam'. Substansi dari historis kalimat tersebut seyogyanya menjadi acuan bagi masyarakat yang berada dalam satu kesatuan geo-sosio-eko-kultural 'Agam' dalam membangun wilayah ini ke depan. Cukup banyak sejarah orang Agam yang dapat dijadikan titik ikat (benchmark) dalam membangun wilayah 'Agam' yang pusat pertumbuhan/ pelayanannya adalah Bukiktinggi.