Friday, July 09, 2010

Pemandangan...

Pondok Abah Ukat

“Bang, bang, ada pondok di atas. Ada asapnya. Kayaknya ada yang masak, tuh,” teriak Juned.

Saat itu saya berteduh di sebuah pondok, yang atapnya telah bolong. Kami sedang menelusuri track untuk sepeda yang melintasi Cibodas ke Puncak Pas.

Cerek berwarna hitam sudah berkerak
Tergantung disebuah kawat
Kayu dibawahnya tengah membara
Asap putih melayang-layang pelan
Teh diseduh dari cerek yang menggegolak airnya
Siraman teh hangat-hangat kuku mengalir di kerongkongan
Di tungku Abah Ukat kami menghangatkan tubuh, di pinggir hutan TamanNasional Gede Pangrango
Pondok Abah Ukat....


Abah ukat penduduk Dusun Geger Betang, Desa Cimacan, KecamatanPacet, Cianjur.
Di pinggir hutan Taman Nasioanl Gede Pangrango pasa ketinggain 1430 dpl ia membuka ladang. Disinilah ia menghabiskan hari-harinya. “Kecuali hari Jumat saya tidak ke ladang. Waktunya pendek,” ungkap Abah Ukat, 50 tahun, anak 4 putra ini.
(Rizal Bustami)









Sunday, July 04, 2010

Mountain Bike di Bogor

LATIHAN Mountain Bike (MTB) DI BOGOR

Villa Bali merupakan track latihan rutin Mountain Bike (sepeda gunung) yang bagus di kawasan Bogor. Jarak tidak terlalu panjang, namun cukup menguras tenaga di tanjakan Jalan Raya Gunung Geulis. Track ini lengkap. Perkampungan, jalan raya dan off road. Bahkan, track ini saya gunakan latihan malam hari untuk mempertajam motorik dan rasa gamang.

Salah satu track Sepeda Gunung di Bogor yang lazim dipakai sebagai latihan atau pemanasan yaitu apa dinamakan dengan Villa Bali. Villa Bali sebagai nama jenerik untuk track ini.

Untuk ke sana, tujuan pertama adalah sisi kiri atau sisi kanan jalan tol Ciawi. Ambil saja dimulai dari Tugu Kujang, arahkan sepeda ke Bogor Raya atau melalui Jalan Raya Tanah Baru. Kedua arah ini akan menyatu dala  satu jalan. Sampai di kolong jembatan tol, berbelok ke kiri. Ada dua jalan, sisi kiri tol atau sisi kanan tol. Kedua jalan mengarah ke satu tujuan yaitu Sungai Ciliung Katulampa.

Sampai di kolong jembatan Ciawi (Katulampa), berbelok ke kiri. Akan ditempuh jalan pekampungan yang teduh dan turun naik. Awal-awal jalan ini, akan ditemua persimpangan di sebelah kiri. Persimpangan ini akan menjadi jalan kelaur nantinya.

Tibalah di Pasir Angin, di ruas jalan Bukit Pelangi. Ke kiri Jalan Raya Puncak  atau ke Gadog. Menyeberang, jalan ke Curuk Panjang. Arahkan sepeda ke kiri.

Jalan Raya Bukit Pelangi beraspal mulus. Tak jauh akan dihadang oleh tanjakan SS yang tak memberi ampun. Sampai di persimpangan ke Bukit Pelangi – Gunung Geulis, istirahatlah disini, di sebuah warung dengan nama jenerik, Warung Bembeng. Titik ini merupakan  peak dari perjalanan.

Selanjutnya ambil arah ke Gunung Geulis Golf. Jalan berkelok-kelok, sepeda bisa meluncur semaunya. Tiba di gerbang Bukit Pelangi Golf, berbelok ke kiri. Susuri saja jalan ini, sampai menemukan persimpangan. Ambil jalan lurus, melewati villa di kiri kanan jalan.

Selanjutnya nikmati perjalan off road sampai menemukan persimpangan pertama tadi. Belok ke kanan, sampailah di kolong jembatan tol Katulampa. Dari sini, terserah mau kemana. Hendak ke Pintu Air Katu Lampa, lurus saja. Mau ke Gadog, seberangi jembatan besi. Hendak pulang, pilih salah satu jalan di sisi jalan tol.

Cobalah, selamat latihan.... (Rizal Bustami)

Panjang Track 30 KM
Lama Tempuh 2 jam
Elevasi Awal 220 dpl
Elevasi Tertinggi 585 dpl



Thursday, June 10, 2010

Bersepeda di Sumatera Barat



Jajaki Gunung Marapi, Sumatera Barat
Mountain Bike di Lasi


Sumatera Barat, boleh dikatakan sebagai arena mengayuh sepeda yang ideal di Indonesia, bahkan di Asia. Baik mengayuh di jalan raya, maupun off road. Jalan raya dan jalan pedesaan beraspal hotmix, melewati ruang terbuka selalu dengan latar belakang Gunung Marapi – Singgalang dan Bukit Barisan. Sedangkan untuk off road, tinggal pilih saja. Tidak salah lagi Sumatara Barat mendapat sambutan oleh atlet sepeda dunia untuk menguji kemampuannya, dengan mengikuti Tour de Singkarak. Udaranya yang sejuk, menambah kenikmatan.

Wednesday, May 26, 2010

Catatan Zulfikar


BUKIKTINGGI YANG CARUT MARUT, 
RATAP SEORANG RERANTAU

Oleh : Zulfikar*

Pengantar
Siapapun di Nusantara ini bila melihat gonjong Jam Gadang di televisi, maka semua pemirsa pasti akan menangkap pesan yang sangat jelas, itu adalah Sumatera Barat.  Jadi Jam Gadang bukanlah sekedar land mark dari kota Bukiktinggi (kami tidak menggunakan kata “Bukittinggi”) tapi merupakan ciri khas Sumatera Barat, ciri visual yang menjadi milik dan kebanggaan khalayak Minang
.

Kekaguman pemirsa atau masyarakat di luar Sumatera Barat tidak saja hanya karena Jam Gadang tapi juga karena lansekap Kota Bukiktinggi yang begitu memikat, Ngarai Sianok yang spektakuler dan tiga gunung yang  indah, Marapi, Sago dan Singgalang. Hampir semua pendatang mengatakan, bila belum ke Bukiktinggi itu artinya belum ke Sumatera Barat.  Disinilah orang bisa menikmati lansekap kota yang cantik sambil mencicipi berbagai penganan dan nasi kapau yang lezat ditingkah semilir angin berhawa pegunungan.  Tentunya kita tidak mengabaikan keindahan Lembah Anai, danau Maninjau dan Singkarak, Lembah Arau, kelezatan Sate Mak Syukur ataupun keagungan Istana Pagaruyuang.

Tuesday, May 18, 2010

Sejarah Islam di Tiongkok (Bagian V,Tamat)


Islam di China, Bagian V (Selesai)
TURKISTAN TIMUR DAN TIONGKOK
Oleh : Rizal Bustami
Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad. Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik. Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu. 
 
Provinsi Sinkiang juga dikenal sebagai Turkistan Tiongkok, akan tetapi penduduk daerah ini bahkan sampai sekarang memilih nama yang sangat mereka sukai “Turkistan Timur”. Ini yang membedakan dengan Turkistan Rusia, yang terletak disebelah barat. Sinkiang adalah nama yang diberikan oleh orang-orang China, dan unsur Nasionals.


Saturday, May 15, 2010

Sejarah Islam di Tiongkok


Islam di China, Bagian IV
Pahlawan Pahlawan Muslim Tiongkok

Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad. Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik. Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu.

Sejarah perlawanan terhadap komunis di daratan Tiongkok penuh dengan pahlawan-pahlawan, baik dari kalangan Islam maupun non Muslim. Para pemberani tersebut mengorganisir perlawanan dalam keadaan yang amat sukar sekalipun. Kaum Muslim di Kansu, Sinkiang dan Yunnan melancarkan pemberontakan yang terus-menerus, meski kekurangan senjata dan amunisi. Kaum Muslim menghadapi dua kekuatan sekaligus, kaum komunis China dan komunis Soviet. Jadilah kaum Muslim Tiongkok, jadi “pelanduk” menghadapi dua gajah yang bahu-membahu. Kaum Muslim Tiongkok, jadi musuh bersama kedua komunis tersebut.

Meski berhadapan dengan dua kekuatan raksasa dengan peralatan dan senjata canggih, api perjuangan untuk kemerdekaan tak pernah padam. Selalu muncul tokoh-tokoh dan pejuang-pejuang kemerdekaan Muslim di Tiongkok. Inilah mereka itu....


Saturday, May 01, 2010

Sejarah Islam di Tiongkok

Islam di China, Bagian III
ARTI KEBEBASAN BAGI ISLAM TIONGKOK

Oleh : Rizal Bustami
Pengantar : Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad. Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik. Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu.

Partai Komunis China didirikan tahun 1918. Kongres pertama Partai Komunis Tiongkok (PKT), dilaksanakan 1 Juli 1921. Dilaporkan dari hasil kongres tersebut, “…. Telah diputuskan untuk mempergunakan pengalaman-pengalaman Partai Bolshevik Rusia … Pada umumnya harus diambil suatu sikap yang kritis terhadap ajaran Sun Yat Sen, akan tetapi pelbagai aksi yang praktis dan progresif akan disokong dengan membentuk kolaborasi non partai.”

Tentara Merah di bawah Mao, melancarkan peperangan terhadap kaum Nasionalis yang memerintah, setelah berhasil menggulingkan Dinasty Ming. Pemerintahan Nasionalis banyak mendatangkan kerugian bagi kaum komunis, sehingga memaksa mereka melakukan apa yang disebut “Longmarch” sepanjang 6000 mil. Pada tahun 1935, mereka berhasil mencapai Shensi, dan menyusun kekuatan disini.

Pada tahun 1935, kekuatan meliter Kaum Nasionalis terbelah dua. Satu sisi berperang melawan penjajah Jepang, dipihak lain diperangi oleh kaum komunis, sehingga tidak mampu mengatasi kekuatan komunis di Shensi.

Selama peperangan dengan Jepang antara 1937 sampai 1945, PKT banyak meraih kemenangan atas Pemerintahan Nasionalis. Sebetulnya gerakan meliternya lebih ditujukan untuk mengalahkan Pemerintah daripada berperang terhadap Jepang.
Bekerjasama dengan tentara Uni Soviet, pasukan komunis memasuki Manchuria setelah Jepang menyerah. Rusia memberi mereka senjata dan amunisi dalam jumlah banyak. Sempurnalah kemenangan komunis di Tiongkok.

Sunday, April 11, 2010

Sejarah Islam di Tiongkok

Islam di China, Bagian II
PROFIL ISLAM CHINA
Oleh : Rizal Bustami

Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad.
Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik.
Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal Komunis mengambil kekuasaan dari Kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, naskah aktual pada masa itu.

Sejak zaman kekaiseran, Pemerintahan Nasionalis dan sampai ke kekuasaan Komunis, tidak ada usaha sistimatis untuk mendata jumlah orang Muslim di China. Namun, ada usaha-usaha dari pihak kaum Muslim sendiri dan diplomat untuk mencatat jumlah orang Muslim di China sampai awal abad 20.

Misalnya catatan M.de Thiersant, seorang Konsul Jenderal Perancis di Tiongkok, selama 8 tahun melakukan penyelidikan terhadap kuam Muslim. Tahun 1878 ia melaporkan, jumlah penduduk Muslim di Tiongkok sebanyak 20.000.000 jiwa.

Marshal Broomhall, seorang missionaries Kristen tahun 1910, membuat laporan, jumlah kaum Muslim di Tiongkok sekitar 10.000.000 jiwa. Ia menulis, “…. Penulis, setelah mempertimbangkan dengan seksama, berdasarkan sejumlah korespondensi, cenderung berpendapat kepada jumlah yang tertinggi daripada yang terendah.” The Encyclopaedia of Mission memberikan jumlah 30.000.000 jiwa.

Bahruddin Chini, dalam laporannya menyebutkan, umat Muslim di China tahun 1935 sejumlah 39.918.000.000 jiwa.

Lelaki Muslim di Sinkiang, Kansu dan Yunan, umumnya melakukan poligami yang luas. Lelaki Muslim di kawasan ini juga melakukan perkawinan dengan perempuan Han. Keadaan ini sebagai faktor lain jumlah umat Muslim yang jauh lebih besar dari angka-angka resmi karena keluarga Muslim rata – rata berjumlah lebih besar dibandingkan dengan kaum Han.

Selama 10 abad Islam di Tiongkok, yaitu sejak abad ke 7 sampai abad ke 17, tidak ada kejadian yang dapat dicatat sebagai perselisihan baik di kalangan Muslim sendiri, maupun dengan penduduk lainnya.

Saturday, March 27, 2010

Sejarah Islam di Tiongkok



Islam di China, Bagian I
DARI ABAD KE 7 SAMPAI ABAD 20
Oleh : Rizal Bustami

Pengantar :
Pertengahan tahun 2009 terjadi kekacauan di Sinkiang (Xinkiang), sebuah perovinsi di China bagian utara. Meliter China harus melepaskan tembakan, sehingga korban nyawa berjatuhan dipihak warga Sinkiang. Tapi ini cerita lama yang terulang, karena perseteruan yang sudah berlangsung berabad-abad.
Artikel dengan title “Islam di China” ini, akan dimuat secara bersambung dengan tujuan agar kaum Muslim Indonesia dan masyarakat Tionghoa mendapatkan suatu asupan sejarah, bahwa Muslim di China berperan penting dalam tata kehidupan sosial, kebudayaan, keagamaan, ilmu pengetahuan, melitar dan politik. Artikel ini merupakan saduran dari buku “Islam di Tiongkok”, karangan M.Rafiq Khan, diterbitkan oleh Nasional Academy New Delhi. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Sulaimnsjah dengan Penerbit Tinta Mas tahun 1967. Buku ini disusun ditengah-tengah pergolakan di China, masa awal komunis mengambil kekuasaan dari kaum Nasionalis. Dan, sumber-sumber yang dipakai, merupakan naskah aktual pada masa itu.



Saturday, March 13, 2010

Kunjungan ke Pulau Durai


La Hanni,
“Robinson Cruise” dari Pulau Durai
Oleh : Alfan
Hampir 90 tahun usianya. Tinggal sendiri di sebuah pulau yang kerap didatangi “penyamun ikan” dari Thailand. La Hanni, satu-satunya manusia Indonesia di pulau terluar Indonesia itu.

Tuesday, March 09, 2010

Bike to Ciptagelar Bagian II


Ciptagelar – Cipeuteu, The Real Mountain Bike
Dua malam lamanya di Ciptagelar, kami melanjutkan perjalanan ke Parung Kuda setelah berpamitan kepada Ibu Sepuh. Sebelum meninggalkan Ciptagelar, Ibu Sepuh (istri almarhum Abah Anom), memberi kami sarapan. “Makan dulu. Di jalan nggak ada rumah. Kalo perlu bawa bekal makanan untuk di jalan,” kata Ibu Sepuh.
Tak kami lewatkan pula berpamitan dengan para sesepuh dan ibu – ibu dapur.
Rute Parung Kuda, melewati makam Abah Anom. Sekalian saja kami berziarah ke makam tokoh spiritual masyarakat Kesepuhan Banten Selatan itu.
Track ini adalah jalan inspeksi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Oleh warga Ciptagelar dan masyarakat di Kebandungan, dijadikan jalan pintas tradisionil. Jalan ini sebetulnya seukuran kendaraan roda empat. Namun, karena tidak pernah dirawat, jalan makin mengecil. Di banyak bagian jalan tinggal setapak, yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor. Bahkan, beberapa jalan telah berubah menjadi saluran air saat hujan. Oleh pengemar off road roda empat, jalan tersebut pernah dijadikan sebagai ajang aksi. Tapi sekarang, sudah tidak bisa lagi dilalui oleh kendaraan roda empat. Ada baiknya jalan tersebut tidak diperbaiki, agar tidak menjadi lalu lintas umum sehingga menggangu ketenangan alam disana.



Melintasi taman nasional dari sisi barat ke sisi timur, melewati lima punggungan. Di sepanjang jalan penuh dengan pepohonan tua yang membuat kanopi. Beberapa pohon tumbang, melintang di jalan. Beberapa kali kami bertemu dengan penduduk, dan kami berjalan bersama-sama.
Melalui track ini makanan harus dibawa. Untuk minum, jangan kawatir, banyak kali kecil dengan air jernih mengalir.
Sebaiknya memakai sepatu tracking dan gaiter. Dengan memakai sepatu gunung, selain untuk melindungi kaki, juga untuk memperkuat kuda-kuda. Gaiter akan melindungi kaki dari benturan batu dan tusukan ranting. Helm wajib dipakai, untuk menghindari tusukan ranting semak-semak.



Sepeda benar-benar sempurna, bawa keperluan part cadangan. Kesehatan harus prima, karena jauh dari bantuan penduduk.
Setelah melewati hutan, akan terpampang hamparan lembah kearah Kebandungan. Dusun Pemumpeuk adalah perkampungan pertama yang dijumpai. Nantinya akan bertemu Persimpangan Cipeuteu. Ke kiri Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan ke kanan Kebandungan, terus ke Parung Kuda. Jalan menuju Parung Kuda turun naik. Penanjakannya cukup tajam.
Ini track sempurna untuk mountain bike. The real mountain bike, inilah medannya. Cobalah !
Data Track GPS Garmin 60CSx
Posisi Ciptagelar : S6 48.153 E106 29.893
Ketinggian Ciptagelar : 1165 dpl
Posisi Cipeuteu : S6 46.367 E106 36.112
Ketinggian Cipeuteu : 846 dpl
Jarak Ciptagelar – Cipeuteu : 18 km
Lama Tempuh : 7 jam
Jarakan Cipeuteu – Parung Kuda : 31 km
Lama tempuh (jalan malam) : 5 jam
Top Peak : 1356 dpl S 6.47.33.61 E 106.31.00.09











Lihat Ciptagelar di peta yang lebih besar

HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023