Saturday, August 20, 2011

Capita Selecta M Natsir Bab 6

 JEJAK ISLAM DALAM KEBUDAYAAN
1937

Tidak  orisinil?
          “Cobalah kita kenangkan sebentar!”, kata Prof. Sattar Chairi, seorang Guru-Besar di Berlin, - “jika dalam pergaulan hidup kita sekarang ini tidak ada kertas, timbangan, kompas, gula, baju dalam, ilmu kimia, disitu barulah dapat kita merasakan apa benarkah yang telah kita terima dari Islam.!”
Ucapan itu amat ringkas, tapi jitu!
Ada lagi terdengar suara lain: “Betul, ada banyak hasil-hasil yang diberikan Islam dalam kebudayaan kepada kita, tapi kauym Muslimin itu bukanlah memberikan yang muchtara’, yang orisinil, hanya meneruskan yang telah ada!”
Mendengar ucapan ini kita teringat kepada suatu lelucon pendek oleh penulis Mark Twain, kira-kira begini”.

Sunday, August 07, 2011

Track Pendakian Pasir Pangrango...

Jalan pendakian ke Gunung Pangrango melalui Taman Savari. Track ini menuju Pasir Sumbul Pangrango, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Survey menggunakan Garmin Oregon 300. Team survey Ferdy, Krisna, dan Belfas. Olah data Rizal Bustami.


Lihat Jalur Pasir Pangrango di peta yang lebih besar



Monday, August 01, 2011

Teknik Membuat Artikel

BIKIN ARTIKEL ITU SUSAH
Oleh : Rizal Bustami *

Dalam menuliskan SMS di HP, saya tidak pernah menggunakan kata singkatan. Saya ketikkan kata lengkap, agar orang yang saya kirimi SMS mengerti apa pesan yang saya sampaikan.

Banyak mahasiswa tertunda-tunda menyerahkan skripsinya, karena persoalan penulisan. Para mahasiswa mengalami kesulitan memilih tema atau topik, kemudian bingung apa yang harus ia diketikkan. Akhirnya mahasiswa tersebut terjebak dalam “teknik copy paste”, comot sana, comot sini dah bahkan menyerah kepada jalan pintas, yaitu plagiat. Padahal, si mahasiswa tersebut pintar dan menguasai bidang kuliahnya.

Thursday, July 28, 2011

Capita Selecta M Natsir Bab 5

ABU HAMID BIN MUHAMMAD BIN MUHAMMAD AL-GHAZALI.
(450-505 H. 1058-1111 M.)
APRIL 1937.
Sedikit perbandingan dengan David Hume (1711-1776)
Langkah pertama kepada Causaliteitsleer (Al-Musabbibat)

Sejarahnya
          Al-Ghazali, ialah seorang ulama ilmu kalam yang terbesar dalam mazhab syafe’i pada zamannya, dilahirkan di Thus, yakni satu kota di Churasan, dalam tahun 450 H. (1058 M.).
Setelah mempelajari beberapa ilmu di negeri tersebut, berangkatlah  Al-Ghazali ke Negeri Nisapur. Disanalah mulai kelihatan tanda-tanda ketajaman otaknya yang luar biasa. Berhubung dengan kemahirannya dalam falsafah dan ilmu kalam, ia lantas dilantik jadi guru di Perguruan Nizhamijah di Bagdad.
Dalam umur 33 tahun, al-Ghazali telah termasyhur  dalam kalangannya dimasa itu. Dalam tahun 484 H., ia pergi ke Mekah menyempurkan rukun Islamnya. Setelah selesai mengerjakan haji, ia terus ke Damaskus, Baitulmakdis, dan Aleksandria memberi pelajaran di Universitet yang ada di kota-kota tersebut. Kemudian kembali ke Thus dan mulai dari waktu inilah al-Ghazali menghabiskan umurnya dengan berfikir dan menulis bermacam kitab, menerangkan bagaimana perbedaan dan kelebihan Agama Islam dari agama-agama yang lain dan dari falsafah yang mana saja. Oleh karena itulah, ia digelari dengan “Huddjatul-Islam” dan Zainud-din”. (Hiasan Agama).

Wednesday, July 20, 2011

Peta Jalan Taman Nasional Gunung Halimun


Lihat Peta Lebih Besar

      

The Real Mountain Bike : Taman Nasional Gunung Halimun Salak


Foto : Said
Gunung Halimun “Guru Kehidupan yang Bisu”

Gunung Halimun yang saya kenal 15 tahun, masih sebagai dulunya. Jika ada perubahan, tambahan jalan aspal pada batas hutan. Perubahan nyata lainnya, yaitu di Citahalap. Jika di Citalahap dulu terdapat bangunan serba guna dengan rumah inapnya, sekarang sudah tidak ada lagi. Rumah-rumah penduduk yang bisa ditempati oleh penikmat alam, masih ada. Tambahan lainnya ke ecolodge Citalahap, ialah jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, sehingga kendaraan bisa di parkir dengan aman. Jalan tanah yang berada di kawasan taman ansional, relatif lebih baik, rata dan keras. 

Monday, July 18, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab.4

ABU NASR AL-FARABI
(Wafat 339 H-950 M.)
MARET 1937

Politik-Ekonomi Siapa Bapanya? 
Al-Farabi-Ibnu chaldun-Machiavelli-Hegel-Gibbon 

Abu Nasr Muhammad bin Muhammad binauzalagh bin Thurchan, anak dari seorang pembesar militer dari Parsi. Dilahirkan di Farab, yaitu suatu negeri bahagian Turkestan. Tidaklah tahu ahli tarich tahun berapa ia dilahirkan, akan tetapi dengan yakni dapat ditentukan bahwa ia berpulang kerahmatullah dalam umur + 80 tahun pada bulan Rajab tahun 339 H. (Dec. 950 M.).

Tuesday, July 05, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XVI)


Singguluang Batu

Informasi yang disampaikan Pandeka Mukmin sebelum berkecamuknya pertempuran Kemang pada malam 15 Juni 1908, bahwa Belanda akan membantai rakyat Kamang lebih kurang dengan kekuatan seribu orang dengan serdadu bersenjata lengkap dan modern, sedangkan pada waktu jumlah penduduk Kamang tidak lebih dari empat ribu jiwa. Namun, apa yang terjadi, berpedati-pedati mayat serdadu Belanda diangkut ke Kurai, Bukittinggi. Ditaksir ada sekitar 425 orang serdadu Belanda tewas sebagai korban perang ditengah malam buta itu.

Andaikan hanya seperempat dari jumlah penduduk Kamang yang ikut berperang waktu itu, maka pertarungan dimalam buta itu dapat dikatakan satu lawan satu. Jadi jelas, bukannya rakyat yang dibantai oleh Belanda, tetapi pasukan Belandalah yang diluluh lantahkan rakyat. Berbalik arahlah penebangan, semula Westenenk berniat menghabisi rakyat Kamang penentang belasting ternyata pasukannya yang ‘habih - tandeh’, ludes oleh kaum militansi di Kamang.

Bahkan Westenenk yang bernama lengkap Lourd Constant Westenenk (L.C. Westenenk) sampai terbirit-birit menyelamatkan diri ke kolong jembatan Koto Panjang, tubuhnya ditutupi dengan daun keladi (talas). Ia diselamatkan oleh Angku Suku Marah dari Aia Tabik hingga pagi hari dalam pesakitan. Satu jarinya putus,  karena dikibas rudus anak nagari Kamang yang rambutnya tergerai bagaikan “mayang taurai – si gadih Ranti” pada saat memainkan rudusnya tersebut.


Thursday, June 30, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XV)


Badai Menjelang Subuh
Bagian 2 (habis)

Tiba-tiba dari kejauhan yang sayup sayup sampai kedengaran bunyi terompet. Dalam hening semuanya mendongakkan kepala masing-masing dengan mengarahkan pendengran untuk memastikan dari arah mana bunyi terompet tersebut. Lalu Haji Ahmad memecahakan kesunyian.
“Ayah, bunyi terompet itu kedengarannya dari arah Magek. Mungkin pasukan Mantri Warido. Kalau pasukan bantuan dari Bukittinggi tidak akan mungkin,” kata Haji Ahmad.
“Ya, ya!,” sambung Haji Abdul Manan dan Haji Jabang serentak.
“Semua pasukan harus dipersiapkan kembali untuk menyambut kedatangan pasukan sayap kanan musuh. Ini berarti pertahanan Datuak Parpatiah Nan Sabantang di Magek dapat ditembus musuh,” kata Guru Siti Maryam dan pemimpin besar perlawnan rakyat yang anti belasting itu.
 “Ada apa gerangan sehingga sekawanan buaya darat itu lepas dari perangkap Datuak Parpatiah Nan Sabantang? Kalau begitu untuk apa pula bersumpah setia sehidup dan semati?,” tanyanya lagi kemudian.
“Sekarang Bersiaplah!!! Esa hilang dua terbilang. Relakanlah tulang belulang kita berserakan di jalan. Ikhlaskanlah nyawa berpisah dengan badan sebagaimana kawan kawan kita yang sudah syuhada itu. Biarkanlah sejarah negeri ini yang memberi kata akhir sebagai pedoman dan pelajaran untuk anak cucu kita nantinya.” Begitu penafsiran dan perintah serta semangat Haji Abdul Manan dengan tak pernah pupus.

Monday, June 27, 2011

Sunday, June 26, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab.3

Bab.3
IBNU SINA
(980-1037 M)

Bila Al-Farabi telah meninggalkan pusaka yang tak ternilai dalam ilmu falsafah dan musik, maka Abu ‘Ali Husein bin’ Abdullah bin Sina tidak kurang pula meninggalkan jasa yang amat besar dalam ilmu tabib dan falsafah.

Ibnu Sina dilahirkan dalambulan Safar tahun 370 H. atau bulan Agustus tahun 980 M, di negeri Ifsina, yaitu negeri kecil dekat Charmitan. Diwaktu berumur 10 tahun, Ibnu Sina sudah hafal Al-qur’an dan mengetahui sebahagian besar dari ilmu-ilmu Islam dan ilmu nahwu.

Track Pendakian Gunung Pangrango via Geger Bentang


 

Monday, June 20, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab. 2

Bab 2. 
IBNU MASKAWAIH
   Pebruari 1937

Sedikit perbandingan dengan Schopenhauer -, sigmund Freud.
Psycho-analist – Introspectieve Methode.

Abu ‘ali al-Chazin ahmad bin Muhammad bin Ja’cuc terkenal dengan nama Ibnu Maskawaih, berasal dari Persi, hidup diawal abad ke 5 (Hijrah) (wafat th. 421 H.). Ibnu Maskawaih tadinya beragama Majusi, kemudian masuk Islam.

Mazhab aristoteles.
Ibnu Maskawaih, salah satu dari ahli-ahli fikir yang memberi bekas dalam sejarah kebudayaan. Ia mempunyai ilmu tentang kultur purba dengan luas dan sempurna. Selainnya seorang filosof, ia juga seorang penyair yang masyhur.
Seperti sebagian filosof-filosof Islam yang lain, gemar kepada falsafah Yunani, Ibnu Maskawaih mendekati mazhab aristoteles, seperti juga mereka yang gemar kepada falsafah ketasaufan (mutasawwifin) belakangan menurut mazhab al-Ghazali, dan mereka yang gemar kepada falsafah-amaliyah menurutkan mazhab Ibnu Chaldun.

Friday, June 17, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bagian XV)

Badai Menjelang Subuh
Bagian 1



JALU-JALU adalah sejenis tumbuhan rambat yang tumbuh liar di rimba-rimba, buahnya menjadi konsumsi burung. Tapi, bagi pemuda di Minangkabau telah menjadi pokok pantun yang didendangkan setiap mengakhiri sebuah acara, biasanya dalam mengakhiri acara bergurau saluang. Saluang merupakan alat musik tiup tradisional asli Minangkabau daratan, dari Luhak Agam. Dendang jalu-jalu dinyanyikan ditengah malam menjelang subuh hari sebagai lagu perpisahan;

“Jalu-jalu di dalam parak,
makanan anak tiuang rimbo.
Sagitu dulu oi... urang banyak,
bapisahlah dulu kito samantaro.”

Thursday, June 09, 2011

Capita Selecta M.Natsir Bab. 1

Moh.Natsir dihari tuanya....
Bab 1
ISLAM DAN KEBUDAYAAN
Juni 1936

       Islam indeed much more than a system of theology, it is a complete civilisation. (H. A. R. Gibb, Whither Islam, pg 12). (Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem agama saja, dia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap). (H. A. R. Gibb).
       Demikian bunyi pengakuan seorang pujangga ahli tarich, Prof. H. A. R. Gibb dalam kitabnya yang terkenal “Whither Iwlam”. Satu pengakuan dari seorang yang bukan dipengaruhi oleh perasaan fanatik-agama, merdeka dari perasaan-perasaan ta’assub dan membentangkan dengan terus terang keyakinannya, yang berdasarkan kepada penyelidikan teliti dan saksama.
       Dan bersama dengan beliau itu ada berpuluh, kalau tidak akan beratus, ahli ilmu pengetahuan yang ternama dari berbagai agama, yang mengakui dan menghargai dengan cara satria, akan jasa-jasa Islam terhadap kebudayaan umumnya. Ada yang memandang dari pihak ilmu pengetahuan, ada yang menilik dari pihak falsafah, dari pihak pemerintahan, perekonomian, akhlak dan lain-lain.
Tarich (tahun/zaman,red) telah menunjukkan bahwa tiap-tiap bangsa yang telah menempuh ujian hidup yang sakit dan pedih, tapi tak putus bergiat menentang marabahaya, berpuluh bahkan beratus tahun lamanya, pada satu masa akan mencapai satu tingkat kebudayaan, yang sanggup memberi penerangan kepada bangsa yang lain; satu masa mereka akan meninggalkan buah yang lazat untuk bangsa-bangsa yang datang di belakang mereka.

Capita Selecta M.Natsir

CAPITA SELECTA
Oleh M. Natsir

Sebuah buku karangan M.Natsir, berjudul Capita Selecta, sudah lama saya pegang. Buku yang tidak pernah dipublikasikan ini, diterbitkan oleh N.V.Penerbitan W.Van Hoeve, Bandung. Karangan M.Natsir dihimpun oleh D.P.Sati Alimin, diterbitkan tahun 1954. Kata Pendahuluan diberikan oleh D.P. Sati Halimin, Sepatah Kata oleh Z.A. Achmad dan Kata Sambutan oleh H.Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Berturut-turut akan saya terbitkan isi Capita Selecta ini, bagian yang tercecer dari pemikiran Sang Buya yang tak banyak dikenal oleh kalangan sekarang. Cantigi Peace akan menyajikannya bab per bab. (Rizal Bustami)

MENGENAL M.NATSIR


M.Natsir
       Mohammad Natsir (lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, 17 Juli 1908 – meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun) adalah perdana menteri kelima, pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan salah seorang tokoh Islam terkemuka di Indonesia.
      Moh. Natsir, adalah putra kelahiran Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat 17, Juli 1908, dengan gelar Datuk Sinaro Panjang. Natsir adalah orang yang berbicara penuh sopan santun, rendah hati dan bersuara lembut meskipun terhadap lawan-lawan politiknya. Ia juga sangat bersahaja dan kadang-kadang gemar bercanda dengan siapa saja yang menjadi teman bicaranya.
      Ayah Natsir bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedangkan kakeknya seorang ulama. Natsir merupakan pemangku adat untuk kaumnya yang berasal dari Maninjau, Tanjung Raya, Agam dengan gelar Datuk Sinaro Panjang. Ketika kecil, Natsir belajar di HIS Solok serta di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Tahun 1923-1927 Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di MULO, dan kemudian melanjutkan ke AMS Bandung hingga tamat pada tahun 1930. Di Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional antara lain Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem dan Sutan Syahrir. Pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang kelak menjadi tokoh organisasi Islam Persis. Dengan keunggulan spritualnya, beliau banyak menulis soal-soal agama, kebudayaan, dan pendidikan.
     Tanggal 5 April 1950 Natsir mengajukan mosi intergral dalam sidang pleno parlemen, yang secara aklamasi diterima oleh seluruh fraksi. Mosi ini memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI (NKRI), yang sebelumnya berbentuk serikat. Karena prestasi inilah Natsir diangkat menjadi perdana menteri. Bung Karno menganggap Natsir mempunyai konsep untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.
      Pada masa revolusi kemerdekaan, Natsir pernah menjabat Wakil Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), yang waktu itu ketuanya dijabat oleh Assaat Datuk Mudo, dan beberapa kali menjadi Menteri Penerangan.
      Natsir banyak berjasa untuk perkembangan dakwah Islam dan termasuk di antara sedikit tokoh Indonesia dengan reputasi internasional. Dia pernah menjabat presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Mesjid se-Dunia, anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah. Sebagai mubaligh, Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, yang mengirimkan mubaligh ke seluruh Indonesia.
      Natsir sempat menjadi Perdana Menteri Indonesia setelah pembubaran RIS. Namun penentangan Natsir terhadap sikap Presiden dalam Irian Barat, dan maraknya pemberontakan separatis mengganggu kestabilan kabinatnya. Manjelang akhir masa jabatnaya sebagai perdana menteri, Bung Karno selaku Presiden dan ketua PNI meminta para menteri dan anggota parlemen dari PNI untuk tidak mendukung pemerintahan terutama PM Natsir dan wapres Hatta. Tak lama setelah itu Kabinet Natsir mengalami aneka goyangan dari Partai Nasional Indonesia di parlemen. Menurut Hatta, Soekarno mendesak Manai Sophiaan dan teman-temannya menjatuhkan Kabinet Natsir. Dua kali anggota Partai Nasional Indonesia di parlemen memboikot sidang sehingga tak memenuhi kuorum. Hari itu juga Natsir mengembalikan mandatnya sebagai Perdana Menteri.
     Gelar pahlawan nasional diberikan kepada Muhammad Natsir bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008.
     Akhir tahun 1979 Raja Fadh dari Arab Saudi memberi anugerah Faisal Award melalui King Faisal Foundation di Riyadh, bersama mufti Palestina. Sebelumnya tahun 1967, Universitas Islam Libanon memberi gelar Doctor Honoris Causa bidang politik Islam. Tahun 1991, gelar kehormatan yang sama dianugerahkan Universiti Kebangsaan Malaysia.
      Perdana Menteri Indonesia ke-5, dengan masa jabatan 5 September 1950–26 April 1951,
Soekarno sebagai Presiden. Ia juga pernah mejabat sebagai     Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia ke-2 pada masa jabatan 12 Maret 1946–26 Juni 1947. (Sumber Wikipedia).

Saya seorang beruntung, ketika melayat kematiannya di rumah anaknnya di Pamulang.  Sebagai mana saya sempatkan mengantar Bung Hatta dan Buya Hamka ke tempat peristirahatan terakhirnya du Tanah Kusir.

PENDAHULUAN

Tuesday, June 07, 2011

The Real Mountain Bike to Mount Gede

Foto by Juned Bleged
Mengayuh Sepeda di Gunung Gede
The Real Mountain Bike
Mendaki gunung biasanya hanya membawa carrier di pundak.. Bagaimana dengan
mendaki gunung dengan membawa sepeda ? Hal inilah yang dilakukan tim Cantigi
Cycling yaitu Ombing, Juned, Heri dan Paijo. Mereka mendaki Gunung Gede (2958
mdpl) pada tanggal 25 – 27 Mei 2011. 
Foto by Juned Bleged

Sunday, May 29, 2011

Peta Gunung Semeru

Topograpphi Gunung Semeru versi Soviet Military Maps
 

Banyak pendaki gunung, petualang, penjelajah yang tidak memiliki GPS dan tidak mempunyai perangkat aplikasi di computer. Cantigi Peace memberikan alternatif peta pendakian gunung dalam format JPG sehingga mudah dipergunakan. Peta sederhana ini, berdasarkan gabungan navigasi.net dan everytrail. (Rizal Bustami)


Lihat Semeru di peta yang lebih besar



Friday, May 27, 2011

Survey BBC World Service : Indonesia Negara yang Menyenangkan

 Indonesia Paling Ramah Bisnis di Dunia

Pengantar Redaksi :
Artikel ini diunduh dari BBC Indonesia. Survey yang dilakukan
oleh BBC World Service di 24 negara ini, tentu hasilnya
mengejutkan dan mengemberikan bagi Bangsa Indonesia.
Pandangan orang Indonesia sebagaimana hasil survey,
akan memberikan dorongan untuk sebuah harapan kemajuan
Indonesia kelak. Saya berpendapat, bahwa inisiatif individual
yang disertai keberanian dan tekad, merupakan modal untuk
untuk kemajuan sebuah bangsa.
BBC Indonesia, 26 Mei 2011 - 00:44 WIB
Indonesia, AS, Kanada, India dan Australia termasuk diantara negara-negara yang memiliki budaya terbaik di dunia bagi orang-orang yang memulai bisnis baru.

Sebaliknya, Kolombia, Mesir, Turki, Italia dan Rusia memiliki kultur yang kurang maju dalam inovasi dan kewirausahaan. Demikian menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh BBC World Service di 24 negara.
Survei yang dilaksanakan oleh GlobeScan/PIPA dengan 24.000 responden itu, menanyakan kepada mereka tentang bagaimana perasaan mereka kalau mau memulai bisnis di negara mereka.

Yang ditanyakan termasuk apakah negara mereka menghargai kreativitas, inovasi, kewirausahaan, dan apakah ide-ide bagus bisa mudah diterapkan.

Berdasarkan jawaban atas keempat pertanyaan itu, Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara yang paling ramah wirausaha di dunia, unggul tipis dari Amerika Serikat.

Jajak pendapat ini juga mendapati bahwa Indonesia paling menghargai inovasi dan kreativitas, disusul Amerika dan Cina.
Berat memulai bisnis
Jajak pendapat menemukan bahwa mayoritas orang di 23 dari 24 negara yang disurvei merasa bahwa mereka akan menghadapi masalah berat untuk memulai bisnis.
Dalam hal ini, Brazil muncul sebagai negara yang paling rendah skornya. Di negara ini, 84% sepakat bahwa memulai bisnis sangat berat.

Dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia --yaitu AS dan Cina-- disebut sebagai negara yang paling disukai dalam hal inovasi dan kreativitas. Di kedua negara ini, 75% mengatakan negara mereka menghargai inovasi dan kreativitas. Tetapi, Indonesia lagi-lagi berada di posisi teratas dengan angka 85%.

Di posisi bawah, 65% orang Turki dan 61% orang Rusia merasa inovasi dan kreativitas tidak dihargai di negara mereka.

Temuan-temuan ini disimpulkan dari survei terhadap 24.537 orang dewasa di 24 negara, yang dilakukan untuk BBC World Service oleh perusahan jajak pendapat internasional GlobeScan bersama Program on International Policy Attitude (PIPA) di Universitas Maryland di Amerika Serikat.

Survei dilaksanakan antara Juni sampai September 2010.
Berpengaruh

"Sebagai contoh, sangat menari untuk melihat apakah pikiran positif orang Indonesia akan membuat mereka lebih maju dari Brazil yang relatif merasa kurang bersemangat."

Doug Miller, direktur GlobeScan
Direktur GlobeScan, Doug Miller, mengatakan jawaban-jawaban responden dalam jajak pendapat ini akan mencerminkan kinerja ekonomi negara mereka masing-masing.

Perbedaan besar dalam kultur kewirausahaan diantara negara-negara yang sedang tumbuh akan berdampak terhadap kinerja perekonomian mereka dalam rentang waktu, kata Miller.

"Sebagai contoh," katanya, "sangat menarik untuk melihat apakah pikiran positif orang Indonesia akan membuat mereka lebih maju dari Brazil yang relatif merasa kurang bersemangat."

Hasil-hasil jajak pendapat ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang mengatakan berat memulai bisnis, mayoritas (52%) merasa orang-orang yang memiliki ide bagus di negara mereka biasanya bisa mempratikkannya.

Lagi-lagi Indonesia termasuk diantara yang paling positif, yaitu 79% atau hampir empat diantara lima orang merasakan seperti itu. Sebagai perbandingan, di Turki hanya 19% dan di Rusia hanya 23% yang merasa bisa mewujudkan gagasan mereka.

Dalam menjawab pertanyaan apakah mereka memiliki ide untuk memulai bisnis sendiri, masyarakat di negara-negara berkembang lebih mungkin menjawab positif dibandingkan orang-orang di negara-negara maju.

Soal ide memuali bisnis, lebih 70% orang di Nigeria, Kenya, Ekuador dan Ghana mengatakan mereka mempunyai gagasan sedangkan orang di Eropa (Jerman, Inggris, Italia dan Prancis) berkisar antara 29% sampai 42%.

Thursday, May 26, 2011

NOVEL Bagian XIV : Kecamuk 2

 Kecamuk (Bagian 2)

 
L.C. Westenenk, dari tempatnya berdiri dengan pasukannya, dibawah cahaya bulan yang remang-remang dan diringi gerimis. Ia memperhatikan dengan seksama pasukan Kamang berpakaian putih putih yang bergerak maju dari arah pinggir jalan dan merayap dalam rumpun padi, yang jumlahnya tidak dapat dia taksir banyaknya.

Dalam keadaan cemas itu, L.C. Westenenk  melihat jelas sosok Datuak Rajo Pangulu dan seseorang yang berdiri disamping kirinya. Sosok itu terlihat sangat akrap dengan Datuak Rajo Pangulu, dia itu juga berpakaian laki-laki berwarna putih namun perawakannya tidak sebagaimana seorang laki-laki, tubuhnya terlihat agak ramping. Untuk mengusir kecemasan yang mencekam dirinya, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh L.C. Westenenk  dan pasukannya itu, dia berteriak. “Bubarlah kalian!!!, dan kembalilah pulang, kembali kepada anak dan istri kalian! Kalau kalian masih tetap bergerak maju, maka  segala kemungkinan bisa saja terjadi karena kekuatan kompeni cukup banyak dengan personil dan senjatanya,” ancaman L.C. Westenenk.

“Pasukan rakyat tidak akan mundur setapak pun dan bersedia mati syahid!,”  jawab Datuak Rajo Pangulu.

Saturday, May 14, 2011

Voyage through the Archipelago Bagian I

Pedati

Buku berukuran besar, 250 halaman lebih ini, berisi rekaman camera 45

fotografer dunia, termasuk Indonesia. Diterbitkan untuk memperingati 45
tahun Indonesia merdeka. Penerbitan buku ini dikomandoi oleh Joop Ave.
Dicetak di Perancis, diedarkan terbatas pada tahun 1990. Pemotretan
dilakukan selama satu tahun. Saya beruntung,mendapatkan buku berharga
tinggi tersebut pada tahun diedarkan. Untuk pembaca Cantigi Peace, akan
Fotografer Dunia tersebut : 1. Star Black,2. Rene Burri,3. Paul Chesley,4. Peter Van Der Velde,5. Leong Ka Tai 6. Beck Thohir,7. G.Pinkhasov,8. Abbas,9. Desi Harahap, 10. Gerald Gay,
11. Michael  Freeman, 12. Tara Sosrowardojo, 13. Ian Berry, 14. Raghu Rai, 15. Basil Pao, 16. Hiroshi Suga, 17. Steve Viiler, 18. Richard Kalvar, 19. Robin Moyer, 20. Leo Meier, 21. Dominic Sansoni, 22. Bruno Barbey, 23. Wendy Chan, 24. Ping Amranand, 25. Luca I.Tettoni, 26. Santoso Alimin, 27. Ara Guller, 28. Kal Muller, 29. Guido Alberto Rossi, 30. Kike Hoksen, 31. Koes, 32. Agus Leonardus, 33. Peter Hufgard, 34. Martin Kers, 35. Bernard Hermann, 36. Goerg Gerster, 37. Andre Pribadi, 38. Kartono Riadi,39. Fendi Siregar, 40. Darwis Triadi, 41. Eddy Posthuma Deboer, 42. Mahendra Sinh, 43. Rio Helmi, 43. Mark Wexler, 45. Mike Yamashita.
Foto - foto yang termuat di Cantigi Peace ini tidak mewakili ukuran dan standar yang termuat dalam buku. Ada foto yang dikecilkan, dan ada pula yang dibesarkan. Dan, munkin terjadi penurunan kuwalitas gambar.  (Rizal Bustami)

Wednesday, May 04, 2011

NOVEL Bagian XIV : Kecamuk1


Kecamuk (Bagian 1)

Kira-kira pukul sebelas malam, 15 Juni 1908, sampailah induk pasukan tentara Belanda yang dipimpin L.C. Westenenk di Simpang Empat Kampung Tangah-Kamang (Pakan Sinayan sekarang), berniat untuk membantai habis rakyat di Kamang yang menentang belasting dan rodi.

Karena melihat barisan panjang yang berpakaian hitam dengan strip-strip emas pada jahitan celana kiri dan kanan serta pada bajunya, bertopi hitam tinggi dengan berjumbai putih megkilap pada bahagian depannya yang diiringi derap sepatu dan deru mars parajurit, dari jauh para ronda malam mudah mengetahuinya bahwa yang datang berbaris -baris itu adalah pasukan Belanda. Setelah pasukan Wetenenck sampai didekat meraka, maka petugas ronda Angku Rumah Gadang yang didamping Angku Basa dan anggota pengintai lainnya meneriakkan kata-kata sapaan dalam bahasa Belanda sebagaimana kode yang telah dia hafalkan.

“Weerda!”
“Vriended!,” jawab ajudan Westenenk dan langsung menanyakan rumah Haji Abdul Manan.
“Dima rumah itu orang Dul Manan, ha...(sengau)?!”
“Tabek Tuan! Kami tidak kenal dengan Dul Manan, Tuan,” jawab Angku Rumah Gadang.
“Masak kalian orang tidak tau itu orang bernama Dul Manan!!!”
“Tabek, Tuan! SunguHaji.., Tuan! Tidak ada orang sini yang bernama Dul Manan, Tuan!”
“Godverdome!!!, kamu orang bertele-tele, ha!”
“Tabek, Tuan ! Sungguh, Tuan! Dalam keadaan membungkuk-bungkuk Angku Rumah Gadang dan Angku Basa berusaha meyakinkan ajudan Westenenk tersebut. Padahal yang nyawanya sedang akan dipertaruhkan di ujung klewang mereka.

Westenenk yang sudah fasih berbahasa Minang tidakmau lagi bertele-tele yang akan menghabiskan waktu. Dia maju dan langsung bertanya.
“Apakah kalian tau Haji Abdul Manan?”
“Haji Abdul Manan, tau... Tuan!,” jawabnya dengan gaya dan intonasi orang yang sok akrap.
“Goed...!,” kata ajudan dan langsung bergabung pada pasukannya.
“Tunjukkan rumahnya Haji Abdul Manan itu. Ada yang ingin saya bicarakan dengannya.”
“Beliau, Tuan!”
“Aaa, apa bedanya Beliau dengan Nya?”
“Ya, berbeda, Tuan”
“Akh!, masalah sepele saja kalian pertengkarkan.”
“Ini bukan sepele, Tuan.”
“Akh! Cukup. Cukup! Kalian hanya menghabiskan waktu kami saja,” oceh Westenenk sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya.
“Ayo, tunjukkan dimana rumahnya itu, Dul Manan!,” desaknya lagi.
“Rumah beliau banyak, Tuan! Di kampung Bansa ada, di kampung Budi ada, di kampung …. Tapi juga ada. Di....” Angku Rumah Gadang terhenti dan gugup, karena tangannya di toel, disentuh oleh Angku Basa. Suatu isyarat supaya jangan disebut kampung Tangah, tempat Haji Abdul Manan sedang berada dan berkumpul dengan beberapa pembantu beliau.
“Dimana!!!,” bentak ajudan itu dengan cepat karena tergagapnya Angku Rumah Gadang tersebut.
“Di... kampung Budi, Tuan,!” dengan gagapnya. “Tadi siang beliau ada di sana, dan kami tidak melihat beliau di sini,” sambungnya lagi.
“Beliau siapa?,” tukas ajudan itu lagi.
“Tabek, Tuan. Haji Abdul Manan, Tuan.”

Kepala Nagari Ilalang, yaitu Datuak Tumangguang Babukik yang sudah semenjak siang menunggu-nunggu pasukan Westenenk di simpang itu, segera menghampiri, menemui Westenenk dan membenarkan keterangan petugas ronda tersebut dan langsung mengajak rombongan induk semangnya itu ke Kampung Budi.

Monday, May 02, 2011

Mengenang Marsinah

Marsinah


Catatan Rizal Bustami tentang Marsinah
Marsinah dan Buruh

Gegap gempita Peringatan Hari Buruh Dunia yang jatuh pada setiap tanggal 1 Mei di Bundaran HI sampai ke Istana Merdeka, mengingatkan saya kepada Marsinah. Marsinah yang mati dalam siksaan, mayatnya ditemukan tanggal 9 Mei 1993 di Dusun Jegong Kec. Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur. Saat itu saya sebagai reporter di Majalah Wanita Kartini.


Makam Marsinah / Foto : Rizal Bustami

Jasad Marsinah ditemukan selang beberapa hari setelah aksi demontrasi menuntut kenaikan upah di PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong, dimana Marsinah bekerja di perusahaan itu. Aksi demo tersebut terjadi pada tanggal 3 Mei 1993 dan Marsinah, wanita lugu, turut aktif dan paling vocal mempersiapkan aksi tersebut. Antara tanggal 3 sampai 5 Mei, Marsinah masih aktif berdemo. Namun setelah itu, dia tidak diketahui lagi, sampai ia ditemukan tewas dalam keadaan yang mengenaskan.

Foto : Antara
Saya melakukan reportase ke Surabaya, ke Sorong dan ke kuburan Marsinah penuh dengan perasaan was-was karena pada zaman itu adalah zaman represif. Bertahun-tahun lamanya, Marsinah menjadi topik yang selalu hangat diberitakan, namun tidak diketahui siapa pelaku pembunuhnya.

Meski selalu menjadi perhatian pers, namun foto dirinya hanya itu-itu saja, yaitu pas foto dirinya dengan rambutnya yang ikal tebal. Foto inilah satu-satunya yang dimiliki oleh Marsinah. Bagaimana wajah kesehariannya, tidak pernah diketahui oleh publik. Melalui pas foto itu pulalah Marsinah menjadi legenda perjuangan buruh Indonesia. Foto yang saya miliki, ya repro pas fotonya itu dan foto ketika saya mengunjungi makamnya yang masih berupa tanah gundukan.

Foto : Antara


Marsinahlah satu-satunya pahlawan buruh di Indonesia. Ditengah keluguannya, wanita dusun, ia berjuang bersama teman-temannya pada masa Indonesia dalam cengkraman yang penuh ketakutan. Kini pada Indonesia zaman bebas, tanpa rasa takut untuk bersuara lantang. Adakah yang ingat terhadap pengorbanan gadis Marsinah ?
Foto : Antara

Saturday, April 23, 2011

NOVEL : Catatan Usang Seorang Juru Tulis (Bag.XIII)


 Mantik

Jamaah Surau Kampung Budi Kamang, suraunya Haji Abdul Manan  kedatangan seorang tamu atas undangan dari sesepuh Kamang.

Tamu tersebut adalah Penghulu Kepala Nagari Koto Tuo Ampek Angkek, saudara dari Haji Muhammad Taher Jalaluddin anak dari Tuangku Syeikh Cangkiang Ampek Angkek yang pernah menjadi redaktur ‘Al-Imam’ di Singapura, dan saudara tiri dari Syeikh Ahmad Khatib al Minangkabauwi.

Pertemuan yang dilakukan pada petang Sabtu (malam Minggu), sekedar menghilangkan pemantauan dari para antek antek Belanda. Karena malam Minggu sebagai malam panjang yang penuh pesta pora orang orang Belanda di Fort de Kock yang telah pula membias terhadap kaki tangannya seperti, Engku Laras dan koleganya, Engku Palo dan koleganya. Seolah-olah mereka sudah menjadi orang Belanda pula di kampungnya sendiri.

Situasi semacam ini dimanfaatkan pula oleh para santri di surau-surau untuk memperbincangkan sesuatu yang sangat rahasia, dengan dalil tidak akan mungkin orang yang sedang pesta, mabuk-mabukan melakukan kontrol dan pengawasan masuk kampung keluar kampung.

Salah seorang penceramah pada pertemuan dengan slogan wirid umum ini adalah Penghulu Kepala Nagari Koto Tuo Ampek Angkek Muhammad Amin Pamuncak yang bergelar Sutan Bagindo. Pertemuan ini merupakan kelanjutan pertemuan yang dilaksanakan oleh Muhammad Amin Pamuncak sendiri di Koto Tuo pada Mei 1908 dan seluruh peserta rapat di Koto Tuo Ampek Angkek waktu itu telah bersumpah sakti untuk tidak akan membayar pajak kepada Belanda. Sumpah sakti itu dilaksanakan di makam moyangnya, makam tokoh pergerakan Islam sebelum perang Paderi, yaitu di makam Tuangku Alamuddin Datuak Bandaro, suku Guci yang terkenal dengan sebutan ‘Tuangku Nan Tuo’ di Koto Tuo Ampek Angkek.

KLIPING : Kematian Cosmonot Gargarin

Mesteri Kamatian Gargarin, Manusia Pertama Luar Angkasa dari Rusia


Sumber : Kompas aPaper

Friday, April 15, 2011

Melepas Rosihan Anwar

Melepas Rosihan Anwar :
Catatan Sejarah ada padanya...
           Wartawan senior Haji Rosihan Anwar meninggal dunia di Rumah Sakit MMC Jakarta, Kamis pukul 08.15 WIB, karena serangan jantung. Haji Rosihan Anwar, disebut-sebut wartawan tiga zaman itu, lahir di Kubang Nan Dua, Solok, Sumatera Barat, 10 Mei 1922. Ia meniti karir sebagai wartawan di Harian Indonesia Raya pada 1943, setelah menamatkan pendidikan AMS-A II di Yogyakarta pada 1942. Ia  pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukitduri, Jakarta Selatan, akibat dari kebebasan yang ia kumandangkan. Oleh Presiden Soekarno koran miliknya, Pedoman pada 1961 ditutup.  Pada masa  Orde Baru, Rosihan mendapat anugerah sebagai wartawan sejak sebelum Revolusi Indonesia dengan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers Jakob Oetama. Rezim ini yang  menutup Pedoman pada tahun 1974, kurang dari setahun setelah Presiden Soeharto mengalungkan bintang itu di lehernya.
Selamat jalan Bung Rosihan, Anda tidak tergantikan oleh zaman... (Rizal Bustami)

Sunday, March 20, 2011

KULINER JAKARTA : Pecel Ikan Senopati




PECEL IKAN SENOPATI

Di kawasan Senopati dan Blok S, dimanakah tempat makan kelas warung yang layak dicoba ? 
Pecel Ikan Senopati atau Pecel Ikan Mas Arifin di Jalan Senopati layak untuk dicicipi. 

Makanan fress dimasak di tempat, sebagai makanan harian, Pecel Ikan Senopati merupakan pilihan yang pas. Warung makan milik Mas Arifin, berada di lokasi yang ramai perkantoran di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Lauk yang tawarkan oleh warung ini adalah serba goreng, yaitu goreng ikan gurame, goreng ikan mas, goreng ayam, goreng tahu / tempe. Dihidangkan komplit dengan sayur mentah dan sambel ulek, yang disebut sebagai bumbu pecelnya. “Ya, saya sendiri yang nguleknya,” tutur Mas Arfin kepada Cantigi.

Berada disana memang untuk makan siang,  cantigi.com harus sebentar antri untuk mendapatkan tempat duduk. Dilihat dari cara berpakaian orang-orang makan siang disini, tampak seperti pegawai  perkantoran. Diakui oleh Mas Arfin, di warungnya itu, memang pelanggannya adalah pegawai perkantoran. Selain harganya terjangkau, kwalitas memasak dan rasanya setara dengan makanan sejenis yang disediakan oleh rumah makan besar.

Pecel Ikan Senopati dinamai oleh Mas Arfin, berada di Persimpangan Jl.Pulo Mbangkeng dengan Jalan Raya Senopati. Warung makan yang sudah 17 tahun bertengger di trotiar ini, dibantu oleh 5 karyawan. Dibuka mulai pagi sampai jam 15.00.

Pecal Ikan Mas Arifin, atau Pecel kan Senopati, merupakan bagian dari khasanah Kuliner Jakarta. (Rizal Bustami)


Mas Arifin / Foto : Rizal Bustami




Peta : navigasi.net





HARGA BENELLI MOTOBI 152 TH 2023